Menu

Mode Gelap
Unggahan Kontroversial di TikTok, PWI Probolinggo Raya Tempuh Jalur Hukum Stigma itu menyakitkan Tok! Bupati Bondowoso Resmi Angkat Fathur Rozi Menjadi Sekda Definitif DPR RI Dukung Pembentukan Satgas Pemberantasan Rokok Ilegal, Hanif Dhakiri: Harus Jadi Alat Efektif Tekan Kebocoran Negara Utusan Khusus Presiden Kunjungi Probolinggo, Dorong Percepatan Pengembangan Wisata Daerah Pemdes Patemon Kompak Bersihkan Jalan, Baginda Purnomo: Target Kami Terbentuknya Budaya Bersih

Nasional

DEMA FUPI Sukses Gelar Bedah Buku JI Untold Story, Undang Mantan Amir Jamaah Islamiyah

badge-check


					DEMA FUPI Sukses Gelar Bedah Buku JI Untold Story, Undang Mantan Amir Jamaah Islamiyah Perbesar

YOGYAKARTA – Dewan Eksekutif Mahasisea Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga sukses gelar Bedah Buku berjudul “JI Untold Story” karangan Irjen Pol. Sentot Prasetyo Kepala Densus 88 Anti Teror di Teatrikal Fakultas Ushuluddin pada Rabu, (4/6/2025).

Bedah Buku itu dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Robby Habiba Abror, Wakil Dekan I Saifuddin Zuhri, Wakil Dekan II, Munawar Ahmad, Wakil Dekan III, Ahmad Salehuddin, mantan Amir Jemaah Islamiyah, Para Wijayanto dan Staf Ahli Kadensus 88 Anti Teror, Khoirul Anam.

Diskusi ini membuka perspektif baru terhadap fenomena pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pada tahun 2024, yang dianggap sebagai momentum luar biasa dalam sejarah kontra-terorisme di Tanah Air. Khoirul Anam menegaskan bahwa pembubaran JI yang dilakukan secara sukarela, tanpa tekanan atau paksaan dari aparat, adalah peristiwa langka yang harus dipahami secara objektif dan bukan sekadar dijadikan bahan kritik atau prasangka negatif.

“Pembubaran JI ini adalah sebuah sinyal bahwa perubahan besar sedang terjadi, dan kita perlu melihatnya sebagai peluang, bukan beban,” ujar Khoirul.

Hal senada juga disampaikan, Munawar Ahmad saat memberikan pemaparan materi. Menurutnya, untuk membaca fenomena terorisme dan radikalisme, tidak cukup hanya menggunakan pendekatan sosiologis atau politis. Ada kebutuhan mendesak untuk mengkaji dari sisi neurologi dan ilmu saraf — sebuah pendekatan yang sedang dikembangkan bersama Ustadz Hamzah dalam teori Neo-Radikalisme. “Radikalisme, pada intinya, adalah pencarian kesucian diri secara ekstrem yang menggerakkan seseorang sampai ke batas-batas berbahaya,” jelas Munawar.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

DPR RI Dukung Pembentukan Satgas Pemberantasan Rokok Ilegal, Hanif Dhakiri: Harus Jadi Alat Efektif Tekan Kebocoran Negara

11 Juli 2025 - 15:04 WIB

Kana Factory (Kanaka Indoutama) Becomes the Destination of Vice Minister and Situbondo Regent Visit, Boosting Cosmetic Export Potential

9 Juli 2025 - 16:00 WIB

PT Pendekar Rajawali: Dari Sumatera Menuju Dunia, Membangun Kemandirian Energi Nasional

6 Juli 2025 - 23:45 WIB

Utang Membengkak, Program Populis Tetap Jalan: APBN 2025 Diuji di Tengah Risiko Fiskal

4 Juli 2025 - 17:22 WIB

KPK Ungkap Pemanggilan Khofifah Akan Dijadwalkan Kembali

3 Juli 2025 - 13:24 WIB

Tetep berjalan, KPK: Pemanggilan Khofifah Akan Dijadwalkan Kembali
Trending di Nasional
error: