Oleh: Adillia Ismie Putri
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Berbicara mengenai cosplay tentu tak lepas dari persoalan kreativitas kerajinan tangan. Dunia rancang pakaian dan aksesoris. Cosplay merupakan singkatan dari costume and play llau berkembang dengan menggunakan konsep yang mengadopsi dari kebudayaan animasi jepang yang biasa disebut dengan anime yang diwujudkan menjadi karya nyata pakaian. Anime ini mulai masuk di Indonesia melalui globalisasi teknologi dan busaya sejak akhir 1970-an lalu berkembang pesat hingga saat ini dan diminati dari berbagai kalangan. Selain dari animasi, cosplay juga bisa terinspirasi dari game atau manga yang merupakan sebutan komik di Jepang.
Cosplay secara spesifik bertujuan untuk mengekspresikan rasa kecintaan cosplayer (sebutan untuk orang yang ber cosplay) terhadap karakter game, manga atau anime yang mereka perankan kemudian merambat menjadi hobi. Cosplay secara langsung merujuk pada budaya berpakaian dengan referensi animasi (film, game) dan komik. Di Indonesia sendiri, cosplay mulai dikenal pada tahun 1998 dengan sedikit peminat lalu akhir-akhir ini mulai ramai diminati, dengan makin naiknya angka cosplayer di Indonesia secara tidak langsung membuka peluang di industry pakaian.
Eksistensi dan hobi terhadap cosplay semakin berkembang hingga peluang industry pakaian semakin terbuka luas. Tidak saja para desainer dan perancang pakaian yang terkena imbas keuntungan, industri pasar, industry garmen dan industry aksesoris turut serta menikmati keuntungan dari cosplay. Di sisi lain globalisasi budaya cosplay ini semakin menguatkan peranan fungsi-fungsi sekunder pada pakaian. Cosplay ini merupakan seni berpakaian dan seni berakting maka dari itu keduanya harus ada secara bersamaan dan seimbang. Dari cosplay bisa ditemukan berbagai ketrampilan, seperti fashion design, craftmanship, make up, aktivitas acting, koreografi hingga video editing. Oleh karena itu cosplay dianggap sebagai hobi yang memerlukan ketekunan dan tentu saja biaya nya tidaklah murah. Cosplay menjadi popular dikarenakan ketertarikan karakter yang disukai atau dikagumi dan ingin ditiru melalui wujud penampilannya di dunia nyata.
Dari tahun ke tahun terjadi perubahan dan akulturasi yang terjadi pada cosplay yang memungkinkan gaya dan hobi berpakaian dengan rujukan animasi jepang ini semakin berkembang sesuai dengan kondis sosial, budaya dan yang tak laha penting adalah dari kreativitas cosplayer itu sendiri. Pada kahirnya, hadirlah konsep-konsep cosplay dengan nuansa local entah dari bahan material yang digunakan atau muncul cosplay dengan rujukan karakter local seperti, Gatotkaca dan Wiro Sableng yang bersumber dari cerita legenda jaman dulu. Lokalitas dari cosplay muncul atas dasar melihat peluang-peluang hasil kebudayaan (komik, film, animasi maupun cerita heroisme) di Indonesia bisa di wilayah lokal, nasional dan Internasional. Cosplay tak harus dilihat dari estetika tetapi bisa juga dilihat dari sisi konteks kajian budaya, konsep industry dan konsep kesejarahan secara mendalam.
Aktivitas cosplay d Indonesia di Indonesia dimulai dari kelompok dan komunitas kecil yang mempunyai latar belakang hobi yang sama. Beberapa biasanya diselenggarakan pada komunitas kampus yang mempunyai jurusan sastra Jepang atau jurusan yang terkait dengan jepang di dalamnya. Akhir-akhir ini komunitas cosplayer semakin besar dan semakin mengadakan kegiatan cosplay dalam skala nasional. Komunitas sendiri memiliki peran penting dalam seseorang atau kelompok dalam menyampaikan gagasan tentang cosplay dan akan lebih mudah tersalurkan kepada public jika memiliki pergerakan organisasi yang teratur. Eksistensi kecintaan masyarakat Indonesia pada cosplay, menambah daftar panjang akan pembaharuan kebudayaan asing dan local. Cosplay pada tataran tertentu mampu memberikan kepuasan berekspresi, kepuasan berpakaian sera persoalan bagaimana memerankan karakter penjiwaan suatu karakter tertentu secara totalitas.
Kepuasan berekspresi inilah yang mengarahkan individu atau kelompok orang untuk mengkonsumsi produk-produk industry pakaian sebagai bagian dari kultur animasi. Ide cosplay merujuk pada era digital yang diterjemahkan dalam visualisasi pakaian. Kesamaan dari para cosplayer di beberapa daerah bahkan negara adalah tentang pengelompokan hobi yang sama, kepopuleran karakter, persoalan ranah bergaya dan pengakuan identitas terhadap kelompok masyarakat.