Penulis; Mas Dewa
Malam Yang Panjang!
Biarkan aku dan malam ini
Istirahat sejenak
Melepas segala resah dan lelah
Akan waktu yang terus bergulir serta aku yang tak berbuat apa – apa
Biarkan aku dan malam ini
Tenggelam dan hanyut dalam kesunyian
Hingga hilang pedih, perih
Lalu setelah itu
Diujung pagi nanti
Aku akan berayun pelan bersama embun
Agar sedikit reda pelik yang bersarang di kepala
Karena luka dan memar tak mau berdamai
Tinggal aku
Bersama seluruh jiwa melewati malam yang panjang tanpa penerang
Sudah,
Takkan lagi aku merayu
Sudah sampai disini saja
Aku mulai mengantuk
Aku ingin rebah bersama mantra – mantra gaib
Lalu menghilang
Terima kasih kepada segala harap
Atas doa yang tak sampai
Bahwa aku dan malam ini akan istirahat sejenak
Melepas duka – lara
Tak Ada Judul!
Aku tak lagi menulis
Jemariku enggan menyentuh pena
Entah kosong atau memang malas
Aku tak tau
Rintik diluar jendela semakin deras
Membentuk hujan dan genangan
Air dari langit membawa segenap harapan
Agar kehidupan tetap sebagaiamana mestinya
Dan harus tetap seperti itu
Sebab, Tidak akan ada yang berhenti
Sekalinya ada, ia takkan lama
Akan berjalan kembali
Seperti gemuruh kali ini
Sebentar berhenti, sebentar berbunyi.
Tinggal bagaimana kita mau menyikapi
Anehnya, gemuruh lebih sering menghantam alam semesta
Atau mungkin alam semesta sedang dalam kondisi yang tak nyaman.
Sampai dipenghujung pagi,
Hujan tak reda
Aku kembali menata rambut yang acak – acakan
Seharian penuh berkelahi dengan fikiranku sendiri
Lalu ku usap perlahan sisa hujan dilekuk pipi
Dan kutenangkan sedikit gemuruh di dada
Agar tidak lagi merengkuh berkepanjangan
Aku ingin menjadi apa yang khalayak ramai tak ingin
Menjadi lusuh yang riuh
Menjadi suka tapi duka
Menjadi dingin yang gigil
Anganku Sederhana!
Anganku sederhana saja
Merangkul langit yang tak bertepi
Memiliki samudra yang tak berbusa
Dan menjadi kicau burung yang memerdu ditiap ranting pohonan hijau dirimbaku sendiri.
Aku Mah Gampang
Tak ada sunyi paling hakiki selain aku dan kamu dalam satu malam yang panjang tanpa saling sapa
Tak ada hening paling dingin selain bunyi degub jantungku yang nyaris berhenti karna senyummu tak lagi hadir dalam setiap pertemuan
Tak ada masalah paling rumit selain pola pikir kita yang tak pernah menyatu
Selain dirimu,
Aku tak lagi mengenal siapapun
Termasuk lampu kota yang pernah kupandang berdua dengan kekasih lama
Sepertinya bulan malam ini sedikit pucat
Tertutup awan yang ditiup angin kegelisahan
Dan bintangpun enggan menampakkan anggun parasnya
Entahlah,
Mungkin langit sedang kurang sehat
Sebab hujan terus meringkuk didalam bilik rahasianya
Rupanya ada genangan pilu dikaki langit
Bekasnya jelas sekali
Dan sepertinya tak dapat hilang.
Ah, sudahlah
Jemariku lesu terus – menerus menterjemahkan situasi hati dan fikiran yang porak – poranda
Kini malam yang luka
Membalut kesedihan yang tak kunjung usai
Ya biarkanlah
Aku mah gampang