SUARARAKYATINDO.COM – Semarang , Wahid Foundation menggelar acara peluncuran Laporan Riset Sekolah Damai Jawa Tengah di Semarang pada Selasa, (29/10/2024). Peluncuran laporan riset ini bertujuan untuk menyajikan dampak empiris dari Program Sekolah Damai yang dilaksanakan oleh Wahid Foundation sejak tahun 2017.
Acara ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta organisasi masyarakat sipil.
Program Sekolah Damai merupakan inisiatif yang dilakukan oleh Wahid Foundation dengan dukungan Pemerintah Australia melalui program Australia-Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2). Program Sekolah Damai bertujuan untuk menciptakan sekolah yang resiliensi terhadap intoleransi dan ekstremisme berbasis kekerasan. Program ini berfokus pada upaya pencegahan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan perundungan di lingkungan pendidikan.
Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan Riset yang kami luncurkan hari ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai peran kolaboratif multi pihak dalam melakukan pendampingan dan kerja-kerja strategis dalam menangkal ekstremisme kekerasan di lingkungan pendidikan khususnya Jawa Tengah.
“Dengan melibatkan 135 SMA dan SMK, 135 guru Pendidikan Agama Islam, 180 pengurus Rohis, dan lebih dari 5.700 siswa, kami melihat dampak positif dari implementasi program ini di sekolah-sekolah dampingan,” tutur Mujtaba.
Lebih lanjut, Mujtaba menegaskan bahwa sekolah-sekolah tersebut mampu menerapkan satu atau lebih dari ketiga pilar Sekolah Damai, yang menunjukkan bahwa dengan pendampingan yang tepat, sekolah dapat menjadi agen penting dalam membangun perdamaian.
Sementara itu, menurut AIPJ2, hasil Laporan Riset Sekolah Damai Jawa Tengah dan Program Sekolah Damai yang dilakukan oleh Wahid Foundation merupakan salah satu inovasi program yang dapat menyelaraskan antara kebijakan di tingkat nasional dengan kebijakan di tingkat daerah.
Tidak hanya itu, Kepala Kesbangopol Jawa Tengah, Haerudin menyampaikan program Sekolah Damai di Jawa Tengah sejak awal sudah mendapatkan dukungan yang besar dari Kepala Sekolah. Salah satu komitmen tersebut dapat terlihat saat launching Program Sekolah Damai Jawa Tengah di tahun 2020 yang diikuti oleh 70 SMA/SMK di Jateng.
“Bagi kami, pendidikan karakter sangat penting. Anak sekolah harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang cakap, tapi yang juga tidak kalah penting, anak-anak tersebut harus mempunyai karakter. Karena melalui karakter yang baik itu, akan menjadi generasi emas di tahun 2045 mendatang,” ujar Haerudin.
Dengan demikian, Haerudin menegaskan bahwa program Sekolah Damai merupakan bukti nyata bagaimana kolaborasi lintas instansi dan pemangku kepentingan berperan penting dalam menciptakan pendidikan yang inklusif, kompetitif, dan berpijak pada nilai-nilai Pancasila.
Senada dengan Haerudin, Direktur Pencegahan, BNPT, Prof. Irfan Idris menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Wahid Foundation yang telah bekerja keras dalam merampungkan riset yang komprehensif terkait Sekolah Damai di Jawa Tengah.
“Sebagai Direktur Pencegahan BNPT, saya sangat mendukung penuh program seperti ini, karena pencegahan ekstremisme tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Ini adalah tugas kita bersama. Negara tidak dapat bekerja sendirian. Kita memerlukan peran aktif sekolah, masyarakat sipil, dan tentunya peran orang tua dalam membimbing anak-anak mereka untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian,” tutur Prof. Irfan saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara.
Menurutnya, ancaman intoleransi dan ekstremisme tidak hanya datang dari faktor eksternal, tetapi juga dari dalam lingkungan pendidikan kita sendiri.
“Oleh karena itu, upaya untuk memerangi ekstremisme kekerasan harus dimulai dari memperkuat sistem pendidikan, yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, saling menghargai perbedaan, dan hidup berdampingan dalam damai,” tuturnya.