Menu

Mode Gelap
Unggahan Kontroversial di TikTok, PWI Probolinggo Raya Tempuh Jalur Hukum Stigma itu menyakitkan Tok! Bupati Bondowoso Resmi Angkat Fathur Rozi Menjadi Sekda Definitif DPR RI Dukung Pembentukan Satgas Pemberantasan Rokok Ilegal, Hanif Dhakiri: Harus Jadi Alat Efektif Tekan Kebocoran Negara Utusan Khusus Presiden Kunjungi Probolinggo, Dorong Percepatan Pengembangan Wisata Daerah Gubernur Khofifah Jelaskan Alur Dana Hibah Saat Jalani Pemeriksaan Oleh KPK Selama 8 Jam

Kolom

Murid Marx Berbicara Ekologi

badge-check


					Karl Marx (Foto; kumpul Perbesar

Karl Marx (Foto; kumpul

Oleh; Tan Hamzah

Karl Heinrich Marx dalam karya-karyanya memang tidak secara khusus membahas tentang masalah ekologi, tetapi para pengkaji pemikiran Marx dikemudian hari mengupas keterikatan Marx dengan masalah-masalah kerusakan alam. Marx hanya menyinggung sedikit keterikatan antara manusia dan alam pada bab “Sewa Tanah” di Das Capital.

Marx mempelajari “Teori Sewa Tanah James Anderson” yang saat itu digunakan oleh para pemodal kapitalis untuk meraup untung yang lebih besar, James Anderson berpendapat bahwa tanah yang subur merupakan hasil dari suatu peradaban, tanah tidak subur dengan sendirinya, tanah bercampur dengan unsur hara, bakteri, dan segala zat dalam kurun waktu yang tidak sebentar (metabolisme). Tanah yang subur dapat menghemat biaya produksi, sedangkan tanah yang cenderung gersang akan menelan biaya yang lebih banyak, dan biasanya tanah yang subur terletak di daerah desa. Kondisi seperti itu yang dimanfaatkan para pemegang modal untuk mengalihkan sistem produksinya dari kota ke desa.

Melalui James Anderson, Marx belajar mengenai metabolisme, dimana manusia dan alam mempunyai hubungan yang saling kebergantungan untuk mengolah bumi secara bersamaan, hal ini berbanding terbalik dengan teori Fransisco Bacon, yang menganggap posisi manusia menjadi superioritas untuk mengolah alam semaksimal mungkin. Sebuah teori yang mengantarkan ketidakseimbangan, karena akan melahirkan eksploitasi besar-besaran terhadap alam tanpa memikirkan solusi setelahnya.

Akibat dari pandangan Fransisco Bacon, sekarang dunia mengalami krisis iklim, dan bencana zoonosis. Itu terbukti dengan adanya ketidakstabilan suhu bumi, mencairnya lapisan es di kutub utara dan Covid-19. Kasus yang terakhir hampir dirasakan langsung oleh seluruh penduduk bumi dan menghilangkan jutaan jiwa manusia.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Stigma itu menyakitkan

11 Juli 2025 - 18:56 WIB

Ekspor ke Kazakhstan: Saatnya Petani dan Pengusaha Muda Indonesia Naik Kelas

9 Juli 2025 - 17:53 WIB

Duta Genre Kabupaten Probolinggo 2025: Slempang dan seremoni-Kemana mereka sekarang?

6 Juli 2025 - 20:17 WIB

Dua Pahlawan Gizi dari Jember: Edamame dan Okra, Superfood Lokal yang Menaklukkan Pasar Global

30 Juni 2025 - 13:10 WIB

Dua Pahlawan Gizi dari Jember: Edamame dan Okra, Superfood Lokal yang Menaklukkan Pasar Global

MWC NU Pulau Mandangi; Upaya Menanamkan Nilai-Nilai ke-NU-an

29 Juni 2025 - 21:13 WIB

MWC NU Pulau Mandangi; Upaya Menanamkan Nilai-Nilai ke-NU-an
Trending di Kolom
error: