Penulis: Atiqurrahman
Dibalik pesona dan keindahan alam Jawa Timur, tersimpan suatu persoalan serius yang pelik dan sukar diatasi; yakni kemiskinan. Dalam laporannya, daerah bekas Majapahit ini menjadi provinsi termiskin ketiga setanah Jawa setelah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Angka kemiskinannya masih bercokol 9,79%, atau 3,983 orang. Padahal kepemimpinan Khofifah dan Emil Dardak telah mengeluarkan sejumlah program terobosan, seperti bantuan sosial, kredit murah, renovasi rumah layak huni dan lain sebagainya.
Namun, nyatanya, semua itu belum cukup berhasil menekan laju kemiskinan secara signifikan di Jawa Timur. Selain itu, disparitas–jurang kesenjangan antara wilayah perkotaan dengan pedesaan di Jawa Timur juga masih lebar.
Salah satu sebabnya ialah aktivitas perekonomian masih terpusat dan berputar di wilayah perkotaan saja, seperti Surabaya, Gresik, dan sekitarnya. Akibanya, banyak orang-orang pedesaan meninggalkan kampung halaman dan pergi mengais rezeki di perkotaan.
Sebab, desa tak lagi mampu memberikan sumber penghidupan yang layak bagi warganya. Mungkin, dengan cara merantau (urban) bisa mengubah kehidupan yang lebih baik.
Dan kedua persoalan tersebut (kemiskinan dan disparitas), menjadi pekerjaan rumah bagi para calon gubernur Jawa Timur mendatang. Dalam hal ini, saya berharap Mbak Luluk Nur Wahidah dan Mas Lukmanul Khakim terpilih, sehingga mampu mengatasi kedua persoalan tersebut, dan bisa membawa perubahan bagi rakyat Jawa Timur.