Kolom  

Peran Penting Media Pembelajaran

Peran Penting Media Pembelajaran
Faisin selaku Tenaga Pendidik di MI TAJUL ULUM P. Mandangin. (Foto: SRI)

Oleh: Faisin, S. Pd. I

(Tenaga Pendidik di MI TAJUL ULUM P. Mandangin).

Rasulullah SAW bersabda di tengah-tengah para sahabatnya, “Kalianlah yang paling tahu dalam urusan dunia kalian.”

Di zaman modern ini, banyak kita jumpai teknologi mutakhir seperti komputer, gadget, dan banyak varian teknologi canggih lainnya yang dapat kita gunakan saban waktu. Dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah, teknologi sangat membantu para guru guna menyampaikan materi pelajaran lebih menarik, mudah dipahami, dan tentu pula lebih konkret dalam menyajikan data. Nah, teknologi yang dimanfaatkan para pendidik untuk menyampaikan materi di sekolah itulah yang disebut sebagai media pembelajaran.

Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media juga bermakna “medium”, sehingga pengertian media mengarah pada segala sesuatu yang mengantar atau yang meneruskan informasi antara pemberi informasi dan penerimanya.

Media juga dapat dipahami sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, memberikan stimulus pada pikiran, perasaan, perhatian, kemudian menuju pada kemauan siswa, sehingga mereka termotivasi untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Dalam terminologi yang dikembangkan Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar (Noor, 2002: 2).

Dari semua pengertian yang telah disebutkan di atas, media jelas memiliki fungsi yang tidak terbatas. Ia berfungsi sebagai alat menjalin interaksi antara peserta didik dan lingkungannya, menghasilkan keseragaman pengamatan, mampu menanamkan konsep dasar yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, membangkitkan keinginan dan minat, serta memberikan pengalaman baru, dan sebagainya.

Baca Juga:  Puisi Mas Dewa, "Purnama di Puncak Kasada

Jelas, penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang sangat asasi. Media jelas tidak dapat diabaikan. Mengingat proses belajar siswa tertumpu pada kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Upaya ini dapat ditempuh dengan menciptakan situasi belajar yang menarik, menyenangkan, dan memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar yang efektif dan efisien. Tentu dalam hal ini, media pembelajaran memiliki peran penting sebagai salah satu pendukung proses tersebut yang paling efektif.

Nabi SAW ketika menyampaikan materi dakwahnya di depan para sahabatnya juga melibatkan penggunaan media.

Abdullah bin Mas’ud telah membuat gambar, yaitu garis persegi empat, dan di tengahnya beliau Nabi membuat garis lurus keluar dari persegi empat tersebut. Kemudian membuat garis-garis kecil ke arah garis tengah dari sebelah sampingnya. Kemudian Nabi SAW menjelaskan seraya menunjuk ke arah media gambar tersebut.

Demikian pula ketika Nabi SAW menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai kandungan surat al-An’am ayat 153, “Ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (lain) sehingga kalian terpecah belah dari jalannya.” Seraya dengan perlahan beliau membuat garis-garis (sebagai media) dengan tangannya. Lalu Nabi jelaskan garis-garis yang dibuatnya tersebut dengan lebih detail.

Searah dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran turut mengalami perkembangan sesuai dengan pemanfaatan teknologi itu sendiri. Zaman tradisonal seperti yang Nabi contohkan di atas, penggunaan media jelas berbeda perkembangannya dengan zaman konvensional seperti saat ini.

Namun, berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Muhammad Noor dalam bukunya Media Pembelajaran Berbasis Teknologi mengutip apa yang dirilis oleh Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu media teknologi cetak, audio visual, komputer, dan gabungan media cetak dan komputer. Sedangkan yang paling mutakhir (tambahan dari apa yang dikembangkan Arsyad) adalah media berbasis telekomunikasi, semisal teleconference dan mikroprosesor, semisal permainan komputer dan hypermedia.

Baca Juga:  SMRC: Elektabilitas Sebagian Besar Partai Belum Pulih

Perlu ditekankan, pemilihan media perlu kiranya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dialami. Pemilihan media yang relevan juga sangat menentukan.

Dalam menentukan materi sebaiknya dipilih media yang benar-benar perlu dan tepat sasaran. Dan yang paling penting, media idealnya harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri. Untuk itu, jika ingin dikatakan sebagai media pembelajaran, maka ia harus interaktif.

Namun yang menjadi persoalan, walaupun teknologi pendidikan tersaji dengan cukup melimpah dan sudah banyak mengalami perkembangan yang cukup baik pada saat ini, kenyataannya banyak sekolah yang tidak memanfaatkannya. Sekolah seolah menutup diri dari perkembangan teknologi tersebut. Persoalan utamanya terletak pada minimnya kompetensi guru. Persoalan lainnya adalah karena keterbatasan akses dan kurangnya ketersediaan pendukung, semisal listrik dan saluran jaringan komunikasi.

Dengan demikian, hendaknya pendidik menanamkan dalam diri mereka sendiri sebuah sikap kreatif dan inovatif. Secara lebih khusus, lembaga juga hendaknya lebih terbuka dalam mencari hal yang baru. Setiap insan pendidik harusnya dapat mengenal media pembelajaran yang kemudian diaplikasikan pada setiap memberikan materi pengajaran di depan anak didiknya, sehingga tercipta tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tinggalkan Balasan