Oleh: Jayek
Antara Air Mata Dan Kenangan
Ibu Pertiwi menangis lagi
Atas hilangnya nyawa sang putra-putri
Sedang bapak pejabat sibuk melontarkan basa-basi
Katanya, kami turut berduka atas kejadian ini
Di bawah, nyawa-nyawa sedang dihitung jari
Jumlah kematian terus bertambah setiap hari
Para pejabat saling lempar tangan dengan sejuta alibi
Agar bisnis tetap dinikmati
dan jabatan tetap dinanti
Sedangkan di antara lorong-lorong gang yang sempit
Ada ibu-ibu yang menunggu anaknya pulang
Isak tangis ibu mengantar di jagat langit Malang
Awan menjadi merah karena amarah
Banjir duka dari deras tetes air mata
Ibu. Putramu dikhianati lagi
Oleh bapak yang tak memiliki hati