Hujan kemaren sore
Anak yang malang
Hanyut, tenggelam, dan hilang
Hujan terus mengguyur bumi yang gersang
Pohon – pohon runtuh dan tumbang
Listrik mati
Udara membeku
Cuaca pagi ini hitam dan suram
Menjelma kesepian malam
Sayup – sayup air hujan terus menghantam genteng rumah
Tanpa ampun
Dingin kini menyusup lewat sela – sela jendela
Merasuk ke sendi – sendi kehidupan
Dan air selokan
Tumpah kejalanan
Tiba – tiba suara hentak kaki tergesa – gesa terdengar jelas
“Hey, hendak kemana?”
“Tenggelam, tenggelam, sungai”
Tidak jelas arti dan maksud kalimat tersebut
Hujan sudah mulai reda
Dan semakin banyak suara kaki – kaki menuju keramaian
Sudah tak dapat dihitung jari
Orang – orang memadati sepanjang sungai
Hiruk – priyuk orang nyeletuk
Mereka rela basah dan kedinginan
Ada apa ini ?
Kembali suara berbunyi
“Tenggelam, tenggelam, sungai”
Angin tak henti membuat keributan
Membentur keadaan
Situasi jadi mencekam
Air sungai terus saja memberontak
Tak kenal kasihan
Siapa berani menyentuhnya
Siap – siap menghadapi ganasnya gelombang yang datang
O, tak ada harapan!
Isak tangis membuncah
Orang – orang bingung
Orang – orang khawatir
Melihat keadaan semakin memburuk
Tak ada tanda – tanda
Hingga hari kembali beristirahat
Dengan keadaan basah dan kacau
Serta redupnya penantian
O, tak ada harapan
Anak itu hanyut dibawa arus sungai yang kejam
Gelombangnya mengganas
Mengoyak – ngoyak situasi yang semakin berantakan
Tinggal doa yang memberi nafas atas keselamatannya