Oleh: Tri Puji
“Kehawatiran Malam”
Aku termenung melihat sapaan ombak
Tak sadar, bahwa itu keindahan
Diantara kesunyian
Diantara hemburan angin yang bergerak
Mengisyaratkan hati yang lepas kerinduan
Aku disini..
Aku termenung diantara kegelisahan
Di antara ombak yang menyapa pada kesunyian.
Aku termenung melihat sapaan ini
Antara kerinduan
Antara kegelisahan
Antara suasana angin yang sunyi
Tak heran, kegelisahanmu membuat aku takut untuk melangkah.
Jagan khawatir, aku disini masih ingat dirimu.
Dibawah pohon Cemara
Pandangan bayang-bayang dirimu selalu ada.
Disetiap bait ini,
Aku syairkan kata-kata kerinduan yang mendalam.
Kobaran api yang berdebu
Dihembus sedikit demi sedikit
Sehingga hanya tampak serpihan api yang menyapa bibir pantai.
Sederhana, Itu kegelisahan aku pada sunyi kali ini.
“Antara Desiran Angin”
Angin menyapa tubuhku
Tak ada lain hanya ada kedingin pada pori-poriku.
Tak sadar, bahwa itu bayang-bayang yang selalu menghantui jiwa.
Pada kesunyian kali ini aku bercerita tentang kecemasan dan kehawatiran…
Tak ada suara..
Tak ada suara kaki melangkah..
Yang ku dengar hanya suara hati yang jelas.
Aku melihat daun berguguran.
Tidak tabah dengan apa yang disapa angin pada tubuhku.
Semoga itu hanya ilusi belaka dari jiwaku
Tenang, aku masih tetap ingat wajahmu, meski itu di sekat oleh jarak dan waktu.
Semoga rinduku diwaba angin yang tabah seperti aku di sapa angin pada malam ini.
“Suara Syahdu”
Suara terdengar syahdu kali ini..
Sunyi malam kini benar menyelimuti tubuhku.
Tubuhku menggigil..
Tak ada alat yang membuat diriku hangat
Tak teman selain pohon-pohon yang berdiri kokoh di depanku kali ini.