SUARARAKYATINDO.COM, Jakarta – Istana menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap dijalankan meski kasus keracunan massal terus meluas di sejumlah daerah.
Kepastian itu disampaikan Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro di Gedung Kemensetneg, Jakarta, Rabu (24/9).
Juri mengatakan pemerintah telah mendengar berbagai masukan masyarakat, mulai dari desakan evaluasi total, penghentian sementara, hingga usulan perbaikan bertahap.
Namun, Presiden Prabowo Subianto memilih agar program prioritas ini tidak dihentikan.
“Tentu didengar ya beberapa aspirasi dari beberapa kalangan yang minta ada evaluasi total, ada pemberhentian sementara, ada juga sambil jalan kita perbaiki. Tapi tidak perlu menghentikan secara total,” ujarnya.
Menurut Juri, pemerintah akan melakukan langkah korektif dan memperketat pengawasan pelaksanaan MBG. Arahan langsung Presiden, kata dia, adalah agar kualitas program ditingkatkan sehingga manfaatnya benar-benar sampai ke anak-anak yang membutuhkan.
“Yang penting kita menyelamatkan program yang baik ini. Karena program ini kan dibutuhkan oleh anak-anak kita, sehingga jangan sampai terjadi demoralisasi,” tegasnya.
Sementara itu, kasus keracunan terbaru di Kabupaten Bandung Barat menambah panjang daftar insiden dalam penyaluran MBG.
Bupati Jeje Ritchie Ismail telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah total korban mencapai 842 siswa sejak Senin (22/9) hingga Rabu (24/9).
Gelombang pertama terjadi di Kecamatan Cipongkor dengan 393 korban, mulai dari siswa PAUD hingga SMK, setelah menyantap menu MBG dari dapur SPPG Cipari.
Gelombang kedua kembali muncul sehari setelahnya di wilayah lain, sehingga pemerintah daerah memperketat pengawasan distribusi makanan.






