Example 728x250
Kolom

Sajak Mas Dewa, “Ibadah Sajak”

337
×

Sajak Mas Dewa, “Ibadah Sajak”

Sebarkan artikel ini
Ibadah Sajak Allahu Akbar Kudengungkan Nama-Mu yang maha Agung atas pemilik segalanya Kini malam tak lagi sunyi Lantunan Qur'an terdengar ditiap - tiap musholla dan masjid Meramaikan bulan yang Kau buat suci Umat muslim dengan riang menyambutnya Sebab datangnya hanya sekali saja dalam dua belas purnama Seluruh kegiatan baik kini dianggap ibadah Tidur saja berupa ladang pahala Kami menyebutnya bulan penuh berkah Ampunan atas dosa - dosa terbuka lebar baginya Dan kasih sayang yang dilipat gandakan Bagaimana tidak, Kami diberikan pengetahuan tentang nikmatnya setetes air dan sepiring nasi Sehari penuh menahan haus dan lapar Dan setelah senja tiba Betapa syukur berlipat kami haturkan Seperti seorang perindu yang menemukan tempat bersandar Allahu Akbar Hujan yang biasanya berupa air dan kekhawatiran Kini menjadi sejuk dirasakan Panas dan angin datang silih berganti Menjadi ibadah paling hakiki SamiAllahulimanhamidah Atas kebenaran didalam dahaga Semoga Rahmat beserta kerelaan menjadi apa yang dicita - cita Allahu Akbar Ku berserah kepada-Mu seutuhnya tentang hidupku yang entah sampai kapan Kan jalani hari ini dan esok atas kejadian yang sudah Kau tuliskan Allahu Akbar Aku duduk bersimbah mengharap segala tiba Bahwa bukan perihal menunggu tiba waktu berbuka Tapi lebih dari itu Sampai kapan hamba akan berbuat dosa Sedang yang kemarin saja Belum tuntas kupinta pengampunanya Allahu Akbar Banyak mengeluh dan mengaduh Apalah daya urat dan nadi yang tak mengerti apa arti yang sesungguhnya Jika hanya lapar dan dahaga Binatang di hutan belantara saja bisa melakukannya Allahu Akbar Akan tetapi Ratap dan tangis semakin menjadi Tak bisakah puasa ini juga berupa menahan rindu dan sedih ? Setelah dipenghujung buka puasa Minuman dan makanan dihidangkan bersama rasa iba yang dirasakan Sebab dijalanan masih banyak rakyat yang kering keronta Jika puasa ialah menahan segala rasa Tuhan, Sisipkan juga kedamaian dalam setiap tetes hujan di sore hari Pertikaian yang tak henti Hati yang terus berkecamuk Tentang apa yang akan dihidangkan esok hari Tidak berupa lauk - pauk dan segarnya berbagai minuman Tetapi doa petapa tua : "Ya Tuhan, Aku sanggup menahan segala rasa lapar dan dahaga Tetapi bagaimana aku bisa sanggup melihat keadaan yang hingar - bingar. Pejabat negara yang tak selesai - selesai berdeklamasi, meraikan kata merebut suara, pertikaian antar partai politik merebut tahta, saling sikut dan menjatuhkan, pamflet - pamflet tumpang tindih ramai dijalanan Sedang di pinggiran sana Rakyat miskin tak selesai memikirkan urusan apa yang harus dimakannya. Tuhan, Jika puasa perihal menunggu adzan maghrib Berilah mereka waktu yang lebih singkat untuk sedikit mengerti tentang berhenti memajang kemewahan Karna disamping tempok gedung - gedung tinggi, rakyat miskin menangis memikirkan hutang yang bertempuk selama bulan puasa Hanya untuk sekedar sepiring nasi saja Sesenggukan yang tercipta dari dasar hati yang tak lagi sanggup menerima skenario hidup Selalu berharap agar waktu berbuka puasa tidak segera tiba Karna tak ada beras untuk dimasak Tak ada lauk untuk dihidangkan Tuhan, Jika berpuasa berupa kerelaan Berilah kami hati yang lapang Menerima nasib dan keadaan Dan diberi sedikit lagi tambahan kesabaran Hingga sampai pada akhirnya nanti Engkau memberi cahaya kehidupan yang cukup untuk melanjutkan perjalanan hidup yang amat rumit ini" Mas Dewa Minggu, 02 April 2023
Saat kau mendengarkan lantunan suara dari kejauhan, di saat Bulanmu yang suci, (foto: Ist/ilustrasi)

“Ibadah Sajak”

Allahu Akbar
Kudengungkan Nama-Mu yang maha Agung atas pemilik segalanya
Kini malam tak lagi sunyi
Lantunan Qur’an terdengar ditiap – tiap musholla dan masjid
Meramaikan bulan yang Kau buat suci

Umat muslim dengan riang menyambutnya
Sebab datangnya hanya sekali saja dalam dua belas purnama
Seluruh kegiatan baik kini dianggap ibadah
Tidur saja berupa ladang pahala

Kami menyebutnya bulan penuh berkah
Ampunan atas dosa – dosa terbuka lebar baginya
Dan kasih sayang yang dilipat gandakan
Bagaimana tidak,
Kami diberikan pengetahuan tentang nikmatnya setetes air dan sepiring nasi
Sehari penuh menahan haus dan lapar
Dan setelah senja tiba
Betapa syukur berlipat kami haturkan
Seperti seorang perindu yang menemukan tempat bersandar

Allahu Akbar
Hujan yang biasanya berupa air dan kekhawatiran
Kini menjadi sejuk dirasakan
Panas dan angin datang silih berganti
Menjadi ibadah paling hakiki

SamiAllahulimanhamidah
Atas kebenaran didalam dahaga
Semoga Rahmat beserta kerelaan menjadi apa yang dicita – cita

Allahu Akbar
Ku berserah kepada-Mu seutuhnya tentang hidupku yang entah sampai kapan
Kan jalani hari ini dan esok atas kejadian yang sudah Kau tuliskan

Allahu Akbar
Aku duduk bersimbah mengharap segala tiba
Bahwa bukan perihal menunggu tiba waktu berbuka
Tapi lebih dari itu
Sampai kapan hamba akan berbuat dosa
Sedang yang kemarin saja
Belum tuntas kupinta pengampunanya

error: Content is protected !!