Oleh; Mas Dewa
Ke Tuhanan yang Maha Esa
Tuhan
Aku ingin merangkai doa paling khusuk
Agar setiap saat
Tiada lain adalah memuja dan menghamba pada-Mu
Dan akan aku tulis sendiri perihal dosa – dosa
Agar tak ada lagi ruang untuk berpaling dari-Mu
Aku hanyalah hamba yang merangkak
Meniti dengan gemetar
Di alam yang luas
Tanpa batas
Mencari seberkas cahaya-Mu
Satu persatu jalan aku susuri perlahan
Setiap dakwah para petuah aku dengarkan baik – baik
Mencari makna bahwa :
Mau dihantarkan kemana kehidupan ini ?
Sedang aku yang selau sibuk perihal keramaian
Tak selesai – selesai memaknai kehidupan
Benar kata saudara
Bagaimana bisa mengharap surga, jika masih sibuk dengan urusan dunia
Seperti mencari jarum dalam tumpukan sekam
Arti kehidupan pelik diterka
Malam yang begitu pekat
Dengan hening yang hakiki
Salah seorang hamba sedang menadah belas kepada Rabbnya
Memelas akan kehidupannya yang sibuk dan terlalu sibuk
Sedang sampai saat ini, materi tak pernah cukup dirasakan
Pagi dibangunkan oleh kerjaannya
Memaksa badannya yang mulai menua bekerja bagai masa muda
Dan baru selesai hingga tiba senja
Ia pulang
rehat kembali dan memikirkan apa yang sedang ia cari
Kerja setiap hari
Kadang ibadah ditumpuk pada saat maghrib
Itupun menjelang adzan isya’
Sekilas ia memikirkan
Perihal pekerjaan dan ibadahnya
Yang masih acak – acakan
Apakah akan selalu begini kehidupan ?
Ditangannya masih melekat sebuah tasbih
Tak terasa ia sudah berbaring dalam balutan kenyamanan
Tak lagi mencari makna
Sebab sesal yang tidak bisa diulang lagi
Paling tidak
Ia sudah berusaha
Menjalani dunianya
Dan mentaati perintah-Nya. Sebisanya.
Aku
Dalam tidur
Memaknai mati
Tak sampai selesai
Nafas nyaris berhenti
Hilang kesadaran
Tak ada rasa sakit
Tulang terasa lepas
Kulit menjadi halus
Mata mengabur
Apa ini ?
Pertanyaan tak bertuan dan tak menemukan jawaban
Shadakallahul’adzim
Tiris, 18 Sept 2022