Oleh; Tan Hamzah
Surat Dari Pagi
Kau yang tergesa-gesa, mengejar waktu yang hampir tiba
Jagalah langkah kakimu
Sebab sepatumu terlalu tinggi
Dan rokmu yang ribet
“Aku khawatir kau akan mencium lantai, hati-hati, hati ini cemburu padamu”
Setelah Pandemi
Kita kembali asing dengan pertemuan
Serta dialog yang canggung
Kau memilih kata yang pas
Aku memilih kata yang lebih
Sebab bicaramu mulai sedikit
dan pendengaranku berkurang
Tempat-tempat yang pernah kita singgahi telah berubah, menjadi lebih tua
Mungkin karena bertambah usia
Entah kita yang pikun atau tempat itu yang lupa
Pohon-pohon bertambah dewasa
Sudah saatnya mereka menikah dan punya anak
Tetapi mereka tetap menjaga jarak
Apakah pandemi juga berlaku bagi pohon-pohon?
Dan bunga
Sudah berapa kali mereka mekar dan kuncup
Sudah berapa banyak kumbang yang menyentuh mereka
Apakah hari ini bunga masih suci?
Kau dan aku
Kembali ke rumah
Membawa oleh oleh
Sepotong dunia yang aneh
Tirtonadi
Sudah berapa banyak yang singgah di sini?
Bis antar kota silih berganti menemuimu
Berhenti sejenak di tanganmu yang lembut
Sambil menikmati suguhan pedagang
Tirtonadi
Dulu kita begitu dekat
Sekarang kita harus berpisah
Masih ada terminal lain yang menanti