“Melihat Diri Sendiri”
bukan pasar cinta namanya tapi tempat segala perasaan
mudah tercurahkan untuk di tawar di perjual-belikan
eh, tapi ini tentang kasih sayang yang
lebih dari sekedar angka
lihatlah orang-orang cara merayu dan mencuri perhatian
sepertinya kita harus banyak belajar kepada tukang calo
atau makelar mobil
seandainya para konservatif agama
berguru secara keteladanan
tentu saja mereka dapat membedakan mengajak
dan mengejek cara dakwahnya akan lebih menarik simpati
orang-orang yang berteriak lantang dan suka menantang
apakah mereka sudah lupa
bahwa di dalam agama tidak ada cara pemaksaan
atau menghakimi
dengan cara mempermalukan pribadinya
ini hari
krisis akhlak sebagai figur pewaris kesantunan Sang Nabi
apakah kita sudah mulai lupa
bahwa Baginda Nabi di utusnya ke dunia
menyempurnakan peradaban sebagai budi pekerti
cara bersikap dan berfikir hingga menjadi suatu karakter
aku pun mulai merasakan malu dengan diri ku sendiri
karena keangkuhan di pamerkan amat bodoh
dan menganggap paling benar
sambil
membicarakan kesalahan orang lain dengan berlagak suci
Oh rasanya lebih enak mencaci orang lain dari pada
menyadarkan diri sendiri
Oh mengapa pandangan buta ini
lebih tertuju pada ia, sedangkan kesalahan orang
begitu jelas kita menilai sebagai penghakiman tanpa ampunan
. . .
tafsir ngawuriah
10:48
18/08/2023