Penulis: KH. Tauhidullah Badri
Kehadiran Lora Fahmi Abdul Haq Zaini dalam dunia politik dengan menahkodai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Probolinggo mungkin cukup mengejutkan, tapi beliau sebagai salah satu putra Almarhum KH. Abd Haq Zaini (Deklarator dan Ketua Dewan Syura PKB Kabupaten Probolinggo di era Kepemimpinan Gus Dur) mewarisi kemampuan ayahanda, ditambah bakat alami yang ada pada beliau.
Begitu juga kepribadiannya yang matang, santun, cerdas, ramah dan bersahabat membuatnya sangat mudah berkiprah dan beradaptasi dalam dunia politik. Belum lagi hafalan Qur’anya yang insya Allah akan menjadi pembimbing atau petunjuk dalam mengarungi dunia politik yang penuh godaan ataupun onak dan duri.
Mencermati kiprah politik beliau beberapa saat ini, bisa disimpulkan bahwa beliau selalu mengedepankan kebersamaan dan selalu meminta saran atau manut dhawuh kyai atau para sesepuh dan yang pasti meminta restu ibunda. Dilandasi niatan untuk kemaslahatan ummat, kemaslahatan pondok pesantren, membangun dan memperkokoh UKHUWAH, menghindari berpecah belah khususnya diantara masyarakat Kabupaten Probolinggo. Sikapnya bukan didasari ambisi atau kepentingan pribadi. Dengan sikap seperti itu maka berpolitik menjadi berpahala dan menuai berkah dan membawa maslahah.
Dunia Politik atau kekuasaan banyak orang menyebutnya kotor, jika tidak kuat banyak yang jatuh terjerembab kedalam kotoran berupa “lumpur” atau “noda² politik”.
Disinilah perlu ada bekal ilmu, skill dan memiliki kualitas Iman dan taqwa, agar tidak mengalami degradasi dan terkontaminasi oleh “sampah politik”.
Karenanya Rasulullah SAW mengingatkan sahabat Abu Dzar pada saat beliau akan terjun dalam dunia politik atau meminta jabatan, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (memberi jabatan/kekuasaan) Lalu, Rasul memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).
Dalam hadis yg lain dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإمَارَةِ ، وَسَتَكونُ نَدَامَةً يَوْمَ القِيَامَة
“Nanti engkau akan berambisi pada kekuasaan. Namun kelak di hari kiamat, engkau akan benar-benar menyesal” (HR. Bukhari no. 7148).
Imam Nawawi menjadikan hadits tersebut dalam kitabnya Riyadhus Sholihin pada Bab “Larangan meminta kepemimpinan dan memilih meninggalkan kekuasaan atau jabatan apabila ia tidak diberi atau diminta atau karena tidak ada hal yang mendesak untuk itu.”
Kehadiran Lora Fahmi dalam dunia politik sangat tepat dan diperlukan, sesuai ungkapan “wis wayahe”, saatnya politik atau kekuasaan diisi oleh orang-orang yang bersih dan berkompeten serta berintegritas menuju Probolinggo berbenah, berubah dan berkemajuan. Semoga Allah Meridhoi dan Memberkahi. Aamiin.
Salam Ibnu Badri Al-Kraksani. Khodimul Ma’had Badridduja dan Khodimul Ummah, NU, waPKB. 21 Juni 2024.