Daerah  

Tragedi Kanjuruhan, Hakim Putuskan 2 Tersangka Bebas, Kok Bisa?

Tragedi Kanjuruhan, Hakim Putuskan 2 Tersangka Bebas, Kok Bisa?
Bunga bertebaran di daerah pintu stadion Kanjuruhan untuk mengenang para korban. (Foto: ist/ilustrasi)

SUARARAKYATINDO.COM- Majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya memvonis 2 tersangka bebas dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Hal ini banyak yang tidak setuju dengan keputusan hakim.

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid Menyatakan bahwa seharusnya peristiwa maut itu menjadi momen untuk memperbaiki kesalahan dan mengubah haluan, dan bukan mengulangi kesalahan yang sama.

Mari kita simak bagi korban tragedi Kanjuruhan yang tidak bisa di lupakan begitu saja oleh sejarah. Oleh sebab itu, tragedi Kanjuruhan tidak bisa di anggap remeh, karena itu banyak memakan korban.

Kisah keluarga Korban Sesuai Tragedi Kanjuruhan

1. Kisah pilu serupa juga dialami Muhammad Alfiansyah, 11 tahun. Ia kini jadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga:   Ketua Ansor Kota Kraksaan Buka Suara Terkait Kegiatan Yang Menjelekan Namanya

Ayah dan ibunya, Muhammad Yulianto, 40 tahun, dan Devi Ratna S, 30 tahun, menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan Malang. Sementara Muhammad Alfiansyah berhasil selamat setelah terpisah dari kedua orang tuanya.

Adik ayahnya, Doni yang juga menyaksikan laga Arema FC dan Persebaya Surabaya malam itu, awalnya menemukan kakak iparnya, Devi Ratna S. Dia mengenali celana kakak iparnya saat dibopong oleh suporter lain. Saat ditemukan kondisi Devi sudah meninggal dunia.

” Ada yang menggotong dari suporter lain. Saya lihat celananya kok mbak iparku, ternyata benar,” kata Doni saat ditemui di rumah duka Jalan Bareng Raya 2, Kelurahan Bareng, Kota Malang.

Baca Juga:   Anies: Hilangkan Atribut dan Yel-yel Politis di Sirkuit Formula E

2. Cerita perih juga dialami Sulastri, 60 tahun. Ia ingat masih bergandengan tangan dengan suaminya, Ahmad Wahyudi, suaminya di tangga Tribun 13 Stadion Kanjuruhan. Namun pasangan suami istri ini akhirnya terpisah selamanya setelah tembakan gas air mata dilepaskan ke dekat mereka.

Kala itu gas air mata ditembakkan ke sekitar tribun sehingga membuat penonton berlarian menyelamatkan diri. ” Suami kan posisi di depan pegang tangan saya, terus terlepas,” ucap Sulastri.

Perempuan ini mengaku sempat berpegangan pagar tangga, kemudian terdorong dan berdesakan. Napasnya terasa sesak dan matanya pedih sebelum kemudian jatuh pingsan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *