SUARARAKYATINDO.COM- Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengomentari langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang kini telah resmi menyatakan mendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.
Cak Imin merasa prihatin Erick sebagai menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak netral.
“Itu lah, kita sangat prihatin,” kata Cak Imin kepada wartawan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/1/2024).
Ketua Umum PKB itu menilai jika semakin banyak pejabat atau aparatur negara tidak netral, maka timbul kekhawatiran Indonesia kekurangan pihak yang berada di tengah.
“Nanti bangsa ini kekurangan pemimpin yang menjadi wasit, semua jadi pemain,” ucap Cak Imin.
Sebelumnya diberitakan, Erick secara mengejutkan muncul di kediaman Prabowo Subianto jelang debat cawapres pada Minggu (21/1/2024) malam.
Erick Thohir terus terang menyatakan memberikan dukungan untuk pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Dia menegaskan kedatangannya di Kertanegara dan dukungannya untuk Prabowo-Gibran datang atas inisiatif diri sendiri.
“Saya rasanya sudah waktunya. Sudah waktunya saya menentukan,” ucap Erick.
Erick menegaskan apa yang ia maksud sudah waktunya tersebut, yakni menentukan keputusan mendukung Prabowo-Gibran.
“Ya ke 02. Saya milih beliau, gimana? Beliau datang ke rumah saya kan waktu itu, ingat? Ketemu keluarga saya dan saya bilang saya suport beliau,” ujar Erick.
“Tetapi tentu sudah saatnya saya ambil posisi yang baik untuk semua,” sambungnya.
Respons Anies
Sementara itu, capres nomor urut 1, Anies Baswedan merasa heran Erick Thohir secara terang-terangan mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Sebab, Presiden Jokowi jelas-jelas meminta jajaran pemerintah untuk netral dalam Pilpres 2024.
“Ada yang berani tidak taat sama perintah presiden? Presiden bilang harus netral bukan?” kata Anies kepada wartawan di Gor Parung, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).
Anies lalu menekankan jika Erick menyatakan mendukung salah satu pasangan calon (paslon) maka terindikasi telah melanggar perintah Jokowi.
“Ada yang berani menentang perintah itu? Kalau ada yang berani apakah presiden diam saja? Kalau Presiden sudah mengatakan harus netral janganlah melawan presiden,” ucap Anies.
Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai Jokowi semestinya menjatuhkan sanksi kepada menterinya yang tidak netral.
“Dan kalau ada yang tidak mentaati presiden beri sanksi pada yang tidak taat,” lanjutnya.