SUARARAKYATINDO.COM- Perjuangan Seorang Ibu bagaikan para pahlawan saat ingin memerdekakan bangsa Indonesia. Sebab, sudah sejak mengandung Ibu, sudah berjuang dengan sang buah hati. Maka dari itu Ibu adalah segala-galanya bagi kita selaku anak.
Perjuangan seorang ibu bahkan sudah dimulai sejak ada janin kecil yang tumbuh di rahimnya. 9 bulan setelahnya, lahirlah bayi mungil ke dunia, yang sudah pasti mengubah seluruh hidupnya yang tentunya lebih baik.
Bukannya semakin mudah, perjuangan Seorang ibu setelah sang anak lahir ke dunia justru semakin berat. Belum lagi tuntutan lingkungan sosial yang kadang tak masuk akal. Seakan menganggap bahwa perempuan adalah manusia super yang tak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. Blunder sekali saja, akan banyak komentar menyakitkan hati yang datang.
Maka dari itu perjuangan seorang ibu tidak boleh dipandang sebelah mata, atau tidak boleh diremehkan oleh kita semua selaku anak yang ibu perjuangkan sejak ada dalam sebuah rahim. Kita semua sepakat, perjuangan seorang ibu tak boleh dipandang sebelah mata?
Perjuangan Ibu di Mulai
perjuangan seorang ibu dimulai saat sang buah hati sudah terpisah dari rahimnya. Merawat seorang anak yang sudah terlahir ke dunia tak semudah teori yang ada di text book. Error and trial harus berkali-kali dihadapi.
Namun di saat yang sama, ibu selalu dituntut society untuk menampilkan performa yang sempurna dalam merawat anak. Tak dipungkiri, setelahnya ada perang batin yang dirasakan seorang ibu. Antara ingin merawat anak sesuai dengan insting atau sesuai standar yang diciptakan lingkungan sekitar.
Akhirnya segala cara bisa ibu coba, segala perjuangan pun diterjang. Keinginan seorang ibu hanya satu, ingin sang anak tumbuh sempurna. Meski dia harus berdarah-darah dalam melakoninya.
Ibu mungkin manusia paling keras kepala yang pernah ada. Asalkan demi kebaikan anaknya, apapun bisa ia lakukan. Kata menyerah jelas tak ada dalam kamus hidupnya.
Ibu rela dunianya jungkir balik, siang dan malam jadi tak ada beda. Namun bagi ibu hal itu tak mengapa, asal sang anak tetap baik-baik saja. Segala cara dicoba, asal sang anak bisa tertawa. Dan ada rasa sakit yang disembunyikan, asal sang anak bisa bahagia sepanjang hidupnya.
Sosok ibu rela mengorbankan hidup nya demi kehidupan sang buah hati tercinta.perjuangan ibu tidak sampai di situ,setelah mengandung dan melahirkan ibu juga harus membina dan merawat anaknya dengan penuh hati hati,ibu selalu mengajarkan anaknya mengucap kata demi kata ,mengeja setiap deretan kata yang terucap dari mulutnya untum anak nya ikuti.
Perbedaan Ibu Rumah Tangga dan Ibu Pekerja
perdebatan soal ibu rumah tangga dan ibu bekerja harus benar-benar dihentikan. Perempuan memang berhak memilih hal apapun yang ia ingin jalani. Namun sayang, tak semua perempuan memiliki previlege untuk memilih hal yang ingin ia lakukan.
Untuk itu, tidak memberikan penilaian yang fundamental adalah satu-satunya cara untuk mendukung sesama ibu. Tak perlu bilang bahwa ibu rumah tangga itu manja karena tak perlu sibuk bekerja, serta tak perlu bilang bahwa ibu bekerja itu abai pada keluarga hanya karena sibuk di luaran sana.
Semua ibu hebat dengan caranya masing-masing. Tak peduli ibu rumah tangga atau ibu bekerja, ia tetap jadi orang nomor satu yang berjuang demi anak-anaknya.
Atas segala pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan, terima kasih sudah bertahan, Ibu. Terima kasih sudah bertahan menahan rasa sakit, terima kasih sudah mengorbankan banyak hal demi melihat buah hati tetap tersenyum.
Karena bertahan bukannya tidak berjuang. Bertahan justru perjuangan berat yang mungkin bisa dilakukan seorang ibu. Kamu tidak harus selalu bergerak untuk dibilang berjuang. Bertahan di kondisi sesulit apapun itu, juga bagian dari perjuangan.
“Teruntuk para ibu, terima kasih sudah tetap bertahan. Karena berjuang tak melulu soal bergerak, tapi bertahan dengan kondisi yang ada,”pesan singkat untuk kita
Ibu, terima kasih atas segala waktu sulit yang telah dilewati. Terima kasih atas segala keringat yang bercucuran, saat kau merawat ku. Ibu, aku mencintaimu, inginku membahagiakanku suatu saat nanti?