SUARARAKYATINDO.COM – Probolinggo, Debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo pada Minggu (20/10/2024) yang diselenggarakan di Gedung Islamic Center Kraksaan, menjadi sorotan setelah terjadi insiden tak terduga.
Pembawa acara secara fatal salah menyebut nama dan nomor urut pasangan calon (Paslon), yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional.
Kesalahan tersebut terjadi ketika pembawa acara menyebut Paslon nomor urut 1 sebagai dr. Mohammad Haris – Fahmi Abdul Haq Zaini, padahal pasangan tersebut sebenarnya berada di nomor urut 2. Sebaliknya, Paslon nomor urut 2 disebut sebagai Zulmi Noor Hasani – Abdul Radit, meskipun nomor tersebut tidak termasuk dalam kontestasi.
Insiden ini memicu reaksi keras dari para pendukung kedua paslon. Sorakan menggema di dalam gedung debat, dan kedua kubu melayangkan kritik tajam kepada pembawa acara.
Kesalahan tersebut dianggap dapat mempengaruhi persepsi pemilih dan mencederai proses demokrasi.
Tim pemenangan Paslon nomor urut 2, melalui salah satu anggotanya, Muchlis, bahkan menyebut kejadian ini sebagai “kode alam” yang mengisyaratkan kemenangan bagi pasangan jagoannya, Gus Haris – Ra Fahmi.
“Ini adalah kode alam. Dua kali penyebutan nama Gus Haris – Ra Fahmi menandakan keberuntungan. Kami yakin ini pertanda kemenangan,” ungkap Muchlis yang juga merupakan Ketua tim pemenangan internal PKB.
Namun, di sisi lain, banyak pihak yang mengkritisi kesalahan ini. Beberapa pengamat politik dan warganet berpendapat bahwa insiden semacam ini dapat menciptakan kebingungan di kalangan pemilih, terutama dalam momen krusial seperti debat publik.
Masyarakat menilai kesalahan tersebut bisa mencederai kepercayaan publik terhadap proses demokrasi yang seharusnya berjalan dengan jujur dan transparan.
Debat yang seharusnya menjadi ajang adu visi misi para calon kini justru diwarnai insiden yang mencuri perhatian publik dan memicu perdebatan di berbagai kalangan.