Example 728x250
Daerah

Fenomena Kabut Tebal di Yogyakarta, Begini Penjelasan BMKG

×

Fenomena Kabut Tebal di Yogyakarta, Begini Penjelasan BMKG

Sebarkan artikel ini
Fenomena Kabut Tebal di salah satu padukuhan Kulonprogo, Yogyakarta. (Foto: Tribunjogja)

SUARARAKYATINDO.COM – Yogyakarta, Kabut tebal disertai udara dingin sering terjadi di wilayah Yogyakarta belakangan ini. Setiap pagi kabut tebal didapati di wilayah Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Warjono mengatakan, kabut tebal yang sering terjadi setiap pagi itu biasa dikenal sebagai kabut pantai.

Fenomena ini biasanya diakibatkan karena adanya transfer kelembaban dari perairan menuju daratan. Ketika pagi hari, suhu permukaan di daratan masih dingin tercatat sekitar 21-22 derajat celcius. Sehingga terjadi proses kondensasi dan terbentuklah kabut di sekitar wilayah pantai.

“Singkatnya, suhu dingin dibarengi kelembapan permukaan yang tinggi sehingga terjadi kondensasi berupa pembentukan butiran air di udara yang mengambang. Kabut itu perlahan akan hilang menjelang siang seiring meningkatnya suhu udara permukaan di wilayah tersebut,” terangnya Warjono, Sabtu (9/9/2023).

Selain itu, Warjono juga menyebut bahwa adanya kabut tebal khususnya di sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo cukup mengganggu aktivitas penerbangan.

“Sehingga harus menunggu sampai cuaca memungkinkan. Kabut sampai di bawah 1.000 tentunya akan menggangu pendaratan. Sedangkan, untuk terbang masih bisa,” Imbuhnya.

Diperkirakan fenomena kabut tebal disertai udara dingin ini akan berlangsung hingga Oktober-November 2023.

Oleh karena itu, Warjono juga mengimbau agar seluruh masyarakat dapat berhati-hati dalam berkendara, karena dengan adanya kabut tebal tentu mengganggu jarak pandang. Kabut tebal itu biasanya terjadi sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB dan perlahan memudar seiring dengan panasnya permukaan. (Wan)

error: Content is protected !!