Scrol untuk membaca
Example 728x250
KhazanahKolom

Fethullah Gulen dan Kiprah Perjuangannya

577
×

Fethullah Gulen dan Kiprah Perjuangannya

Sebarkan artikel ini
Fethullah Gulen.

Penulis: Atiqurrahman

Saya pertama kali mendengar nama Fethullah Gulen dari Pak Amin Abdullah, Intelektual Muhammadiyah dan mantan Rektor UIN Jogja, di saat ia menjadi narasumber di Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2014.

Topik yang dibahasnya adalah soal Internasionalisasi Pemikiran Islam. Dan Pak Amin menyebut bahwa gerakan Fethullah Gulen ini layak ditiru dan perlu diadaptasi oleh Muhammadiyah dan NU dalam kancah global. Sebab gerakan Gulen ini telah melampaui kedua organisasi masyarakat tersebut.

Sejak saat itulah, saya penasaran tentang siapa itu Fethullah Gulen, bagaimana pemikiran dan pola gerakannya hingga tersebar luas mencapai 170 negara di dunia. Pemikiran dan gerakannya diterima tanpa ada resistensi dari masyarakat lokal.

Mula-mula, saya tidak mencari tahu dan membaca karya-karyanya. Ia saya anggap hanya siratan pengetahuan saja. Namun, hari ini saya tertarik menyelami lebih jauh perjalanan hidup Fethullah Gulen dan membaca sejumlah karyanya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Saya membacanya di website Fgulen.com, di dalamnya terdapat banyak karya buku dan kumpulan tulisan Fethullah Gulen. Mulai dari buku Cinta dan Toleransi, Cahaya Abadi Muhammad Saw, Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, Membangun Peradaban Kita, Tasawwuf Untuk Kita Semua, dan lain-lainnya.

Jalan Hidup

Fethullah Gulen adalah seorang ulama kharimstik asal Turki. Ia lahir tahun 1941 di salah satu desa kecil di Anatolia. Sejak remaja, ia belajar banyak ilmu pengetahuan, mulai dari agama–akidah, fiqih, dan tasawwuf–hingga soal filsafat eksistensialis barat–seperti karya Albert Camus dan Jean Paul Sarte.

Dalam perjalanan hidupnya, ia mengalami berbagai rintangan dan gejolak. Ia harus pergi meninggalkan Turki tahun 1999 karena namanya diseret dalam pusaran politik. Lalu ia menetap di salah satu desa di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Meski demikian, pada tahun 2008, Gulen dinobatkan oleh Majalah Foreign Policy Magazine sebagai orang nomor satu dari 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Sebab pemikiran dan gerakannya telah tersebar di berbagai penjuru dunia.

Pengikut gerakan Gulen ini disebut sebagai ‘Hizmet’–yang berarti pelayanan atau pengabdian. Hizmet ini bergerak pada enam bidang, yakni pendidikan, media, kesehatan, penerbitan, keuangan dan bisnis, dan filantrofis.

Karir Gulen yang sangat menegangkan adalah saat ia dituduh sebagai pemberontak oleh Presiden Recep Tayyib Erdogan tahun 2016. Ia dianggap telah menyiapkan dan menyusun kudeta untuk melengserkan Erdogan dari tampuk kekuasaan.

Namun, Gulen menepis tuduhan itu. Bahwa semua itu adalah fitnah bagi dirinya. Ia tidak pernah memerintahkan pemberontakan, dan ia tidak mengenal orang-orang militer yang ingin mengkudeta Erdogan.

Pada 20 Oktober 2024, Fethullah Gulen meninggal dunia dalam usia 83 tahun di tanah pengasingan. Dunia berduka–khususnya umat islam sangat merasa kehilangan figur kharismatik dan panutan. Jejak pemikirannya menjadi inspirasi tidak hanya bagi Hizmet, tetapi juga seluruh umat islam.

Seutas Pemikiran

Gulen adalah pemikir muslim moderat. Ia mencintai kemanusian, kerukunan dan persatuan. Dalam ceramahnya atau tulisannya, Ia selalu menganjurkan pentingnya sikap toleransi, perdamaian, dan cinta kasih antar umat beragama.

Ia mengatakan, bahwa umat beragama harus mengedepankan dialog dan kerja sama dalam membangun peradaban. Ia mengkritik dan menentang keras ekstremitas dan terorisme yang mengatasnamakan agama.

Seperti peristiwa pengeboman gedung kembar WTC tahun 2001, atau apa yang dilakukan oleh ISIS tahun 2014. Sebab, menurutnya, para terorisme itu telah mencederai kesucian ajaran islam dan rasa kemanusian.

Karena itu, Gulen menyarankan untuk lebih kritis, cerdas, dan holistik dalam memamahi islam. Agar islam tidak ditafsirkan secara salah dan serampangan, sehingga mengarah pada tindakan kekerasan dan merusak persatuan dan perdamaian.

Selain itu, Gulen menitikberatkan pada pendidikan. Baginya pendidikan adalah salah satu alat penting untuk membangun peradaban islam. Ia menganjurkan kepada pengikutnya (Hizmet) agar mendirikan sekolah-sekolah dan menghidupkan forum-forum kajian.

Ia percaya hanya melalui upaya pendidikan kebodohan dan ketertinggalan umat bisa dientaskan. Ia bersama pengikutnya berhasil mendirikan ribuan sekolah di berbagai negara, di samping juga membangun pelayanan kesehatan, keuangan, filantropis, dan media.

Karena itu, Gus Dur memuji dan mengapresiasi gerakan Gulen ini, bahwa Indonesia perlu meniru dan belajar banyak dari model pendidikan ala Gulen.

“Saya rasa mengenai pendidikan, kita bisa belajar dari pengalaman Fethullah Gulen di Turki yang lebih menekankan pembentukan akhlak yang mulia. Ini sesuatu yang sangat penting, apalagi bagi Indonesia, karena sekolah-sekolah kita hampa moral. Kehampaan moral ini mengakibatkan berbagai pelanggaran, dan maraknya korupsi dalam birokrasi kita. Ini menunjukkan bahwa ada krisis di dalam dunia kaum muslimin di Indonesia. Karena itu saya rasa belajar bagaimana mengembangkan akhlak yang baik dalam pendidikan kita”, tulis Gur Dur.

Walhasil, Fethullah Gulen adalah pemikir muslim yang sangat berpengaruh di dunia. Pemikiran dan gerakannya telah melampaui negaranya. Ia merupakan salah satu figur yang dikagumi banyak orang.

Ia hidup penuh kesederhanaan, dan dihabiskan hanya untuk ilmu pengetahuan dan membesarkan ajaran agama islam. Ia, menurut beberapa tokoh di Indonesia, dianggap Gus Dur-nya Turki. Sebab, kiprah perjuangannya memiliki kesamaan. Yakni peduli terhadap keislaman, kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan.

error: Content is protected !!