Berita

Hadiri Eco Peace Forum 2024, Yenny Wahid Tekankan Kebersamaan Untuk Jaga Lingkungan

85
×

Hadiri Eco Peace Forum 2024, Yenny Wahid Tekankan Kebersamaan Untuk Jaga Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid saat hadiri Eco Peace Forum di Banyuwangi pada Kamis (23/5/2024). (Foto:WF)

SUARARAKYATINDO.COM – Banyuwangi, Tantangan lingkungan yang semakin kompleks seperti perubahan iklim, polusi udara, pencemaran, deforestasi, dan sampah memerlukan kerjasama lintas sektor untuk menemukan solusinya. Menjawab tantangan tersebut, Wahid Foundation dengan dukungan M21 mengadakan “Eco-Peace Forum 2024” bertema “Multifaith Movement for a Sustainable Environment” di Desa Damai Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, pada Kamis (23/5/2024).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Live In & Project Showcase Gus Dur School for Peace (GDSP) Batch V, yang mempertemukan komunitas anak muda dari berbagai daerah untuk berbagi gagasan dan berinteraksi mengenai pengelolaan komunitas. Forum ini dihadiri oleh tokoh agama, aktivis lingkungan, akademisi, dan masyarakat umum, yang bersama-sama melakukan penanaman pohon, terumbu karang, dan cemara laut.

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam sambutannya menyatakan bahwa inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan alam.

“Kalau sudah ancaman lingkungan hidup itu tidak peduli apapun agama kita. Artinya ancaman lingkungan hidup ini harus kita hadapi bersama-sama. Perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi penghalang untuk bersatu dalam menjaga lingkungan yang menjadi rumah bersama bagi seluruh makhluk hidup,” terang Yenny.

Lebih lanjut, Yenny menekankan bahwa meski masyarakat terpisahkan oleh identitas yang berbeda-beda, ancaman lingkungan seperti perubahan iklim harus dihadapi bersama-sama.

“Agama itu kekuatan besar, kekuatan yang bisa menggerakkan manusia melakukan hal. Jadi agama adalah kekuatan yang luar biasa, mari kita sebagai umat beragama kita lakukan langkah-langkah untuk menjaga kelestarian hidup,” tambahnya.

Selain itu, Ketua Asosiasi Nelayan Bangsring, Ikhwan Arief, menjelaskan bahwa upaya melestarikan lingkungan merupakan komitmen bersama komunitas nelayan Bangsring.

“Sejak tahun 1960-an, nelayan Bangsring melakukan penangkapan ikan dengan cara dibom dan juga merusak terumbu karang. Selain itu, wilayah pantai juga kumuh penuh dengan sampah,” ujar Ikhwan. yang juga Ketua PC GP Ansor Banyuwangi.

Upaya konservasi, kata Ikhwan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketua PC GP Ansor Banyuwangi itu menilai apabila lingkungan dilestarikan akan membantu meningkatkan kesejahteraan.

“Upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat Bangsring dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan semakin dilestarikan, maka akan semakin mensejahterakan,” imbuhnya.

Sementara itu, Coordinator Asia Platform Interfaith Advocacy for Women Human Rights M21 Basel, Wawan Gunawan, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap peserta dapat melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam membangun perdamaian.

“Gus Dur memiliki pemikiran yang sangat luas seperti samudera, ia juga memiliki kasih sayang yang luas seperti lautan. Semoga peserta GDSP yang terdiri dari anak-anak muda ini menjadi penerus Gus Dur dalam memperjuangan kemaslahatan di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Bupati Banyuwangi yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menyatakan bahwa Banyuwangi memiliki sumber daya alam yang melimpah dan harus dijaga bersama-sama melalui kerjasama lintas sektor.

“Kami sampaikan terima kasih kepada Wahid Foundation karena melalui kegiatan ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga membantu kerja-kerja pemerintah dalam upaya menjaga lingkungan hidup, khususnya di Banyuwangi,” ujarnya.

“Kami meyakini dengan melestarikan lingkungan, hal ini akan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Dwi Handayani.

error: Content is protected !!