Oleh: Atiqurrahman
Penunjukkan Kaesang sebagai ketua umum PSI, bagi saya tidak lebih sekadar kalkulasi politik elektoral semata. Atau lebih tepatnya hanya demi meraup suara pada pemilu 2024 mendatang.
Dan penunjukan itu terlihat prematur dan nyaris tanpa proses politik apa pun. Bahkan tidak ada proses kaderisasi politik yang dijalani oleh Kaesang.
Satu-satunya alasan penunjukkan itu karena popularitas dan pengaruh Jokowi. Kaesang memang memiliki tingkat popularitas yang cukup tinggi, dan mayoritas publik mengenalnya.
Sebab selain sebagai putra Presiden, Kaesang juga sangat aktif di media sosial. Ia adalah seorang Youtuber yang memiliki Subscriber kurang-lebih 2 juta penonton. Apalagi, ia pebisnis muda yang omsetnya mencapai milyaran setiap tahunnya.
Dalam hal ini–saya tidak akan ikut-ikutan mengkritik Kaesang karena masuk partai politik. Sebab, Kaesang adalah bagian dari warga negara dan memiliki hak yang sama dengan warga lainnya. Dan ketepatan ia ditakdirkan menjadi anak presiden sehingga mempunyai “previlege”.
Akan tetapi, kita boleh menguji fikiran Kaesang sebagai politisi sekaligus ketua umum partai politik. Apakah ia punya cita-cita, prinsip dan gagasan mengenai Indonesia ke depan.