Daerah  

MWC NU Pulau Mandangin: Mengaji Kitab Qonun Asasi Karya KH. Hasyim Asy’ari

MWC NU Pulau Mandangin: Mengaji Kitab Qonun Asasi Karya KH. Hasyim Asy'ari
MWC NU Pulau Mandangin: Mengaji Kitab Qonun Asasi Karya KH. Hasyim Asy'ari

SUARARAKYATINDO.COM, Madura- MWC NU Pulau Mandangin mengelar kegiatan Lailatul Ijtima’, Kamis (18/11/2022), yang bertempat di Madrasah Attohiriyah, Dusun Tengah, Pulau Mandangin.

Kegiatan tiga bulan sekali ini dihadiri oleh elemen NU Pulau Mandangin, diantaranya MWC NU Mandangin, Ranting NU Mandangin Barat (Maghrobi), Ranting NU Tengah (Ramah) dan Ranting NU Timur (Rahmati), Badan otonomi NU seperti, PAC JQH NU, PAC Pagar Nusa, GP ANSOR, PAC IPNU-IPPNU, Muslimat, Fatayat, serta lembaga NU seperti LTN NU, LAZISNU dan LBM NU

Kegiatan Lailatul Ijtima’ ini turut mengundang KH. Ma’ruf Khozin sebagai pemateri. Seorang Kiyai yang saat ini tengah menjabat sebagai Direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.

Pengajian Kitab Qonun Asasi karya Haudratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari ini berjalan dengan penuh hikmat dan riang gembira. Sebab, KH. Ma’ruf dalam penjelasannya sambil menyelipkan humor yang membuat para mustami’ (pendengar) tertawa.

Baca Juga:  Warga Sumberdawe Maron Meninggal Dunia Setelah di Tabrak Lari

Menurut KH. Ma’ruf, Kitab Qonun Asasi ini sangat penting untuk dipelajari oleh warga Nahdliyin, dan wajib dijadikan sebagai pedoman atau pegangan bagi arah gerakan organisasi NU kedepan.

” Kitab Qonun Azasi ini ibarat petunjuk teknis bagi roda NU kedepan. Jika nanti terjadi sebuah kerusakan, maka lihatlah buku petunjuk teknisnya”. Tuturnya.

KH. Ma’ruf menambahkan, kitab ini juga berisi kurang lebih 40 ayat Alqur’an yang diambil oleh Haudratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari sebagai dasar amaliyah-amaliyah NU. Seperti dasar kecintaan NU pada tanah air dan organisasi NU harus moderat dan terbuka pada semua golongan tanpa memandang apapun.

“Semua amaliyah NU itu punya dasarnya, karena berlandaskan pada Ayat Alqur’an dan Hadist Nabi”, ujarnya.

KH. Ma’ruf juga menghimbau, bahwa faham Ahlussunnah Waljamaah sekarang menjadi ajang perebutan. Semua kelompok-kelompok islam seperti Wahabi, Syiah, LDII dan lain-lainya, juga mengaku Ahlusunnah Waljamaah.

Baca Juga:  Muskerwil FL2MI Jatim, Ini Harapan Yahya Terkait Mahasiswa

Oleh karena itu, NU perlu tampil lebih kuat dan solid lagi, guna menjaga faham Ahlussunnah Waljamaah Annahdhiyah, yang selaras dengan cita-cita luhur para muassis NU.

Sebagai penutup, KH. Ma’ruf mengisahkan bahwa, lahirnya organisasi NU ini tidak lepas dari karomah para Waliyullah. Salah satunya adalah KH. Ridwan Abdullah, seorang Kiyai pembuat lambang NU.

Menurutnya, ketika KH. Ridwan Abdullah membuka kain penutup lambang NU, beliau melihat gambar dunia yang terpampang dalam lambang NU itu berputar. Hal itu mengisyaratkan bahwa berdirinya organisasi NU diridhoi oleh Allah Swt.

Juga, ketika KH. Ridwan diminta oleh pihak Belanda untuk menjelaskan perihal makna lambang NU, beliau menjelaskan secara fasih dan panjang lebar. Padahal sebelumnya beliau merasa tidak tahu sama sekali.

Reporter: Atiqurrahman (Wakil sekretaris LTN NU Pulau Mandangin).

Tinggalkan Balasan