Penulis: Atiqurrahman
Desa kini mengalami kemajuan dan kemandirian yang cukup pesat. Semula desa mandiri hanya berjumlah 174, sekarang sudah mencapai 17.203 desa.
Sejak UU desa tahun 2014 lahir, telah membawa angin segar perubahan bagi kepemimpinan desa dan menjadikannya sebagai aktor utama pembangunan.
Sebab desa telah diberikan kewenangan untuk menentukan masa depannya sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakatnya, melalui musyawarah perencanaan desa.
Adapun salah satu strategi kemandirian dan kemajuan desa adalah desa wisata. Sebuah desa yang mampu mengoptimalkan segenap potensi yang dimilikinya sebagai sumber wisata.
Saat ini desa wisata sudah menjadi tren gerakan dan kesadaran bersama. Bahwa membangun desa berbasis pengembangan wisata merupakan pilihan rasional untuk meningkatkan pendapatan desa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Setidaknya sudah ada 6 ribuan lebih desa wisata di Indonesia. Semuanya saling berjejaring, bersinergi, dan berkolaborasi satu dengan lainnya. Karena itu, setiap desa mandiri dan maju pasti memiliki distinasi wisata sebagai penggerak perekonomiannya.
Desa wisata ini bisa dikategorikan menjadi tiga, yakni pertama, desa wisata berbasis alam, kedua, desa wisata berbasis budaya atau sejarah, dan ketiga, desa wisata berbasis buatan.
Menjadikan Mandangin Sebagai Desa Wisata.
Di tengah gencarnya tren gerakan dan kesadaran desa wisata ini membawa angin segar bagi masyarakat Pulau Mandangin, khususnya bagi generasi muda.
Sebab Desa Pulau Mandangin menyimpan kekayaan alam yang sangat indah, seperti hamparan pasir putih dan laut di tepi barat, serta bebatuan di tepi timur.
Sementara itu, kekayaan tradisi, budaya dan sejarah juga menjadi keunikan tersendiri dan sekaligus nilai tambah bagi para pengunjung.
Seperti wisata keagamaan dan perayaan tradisi “petik laut”, yang merupakan bagian dari festival kebudayaan masyarakat pesisir atau kepulauan.
Maka, dengan segenap kekayaan alam, budaya dan sejarah tersebut, kita hanya perlu memberikan sentuhan kreativitas dan inovasi agar terlihat lebih cantik, ciamik nan mempesona di mata pengunjung.
Apalagi, dua tahun lalu, Desa Pulau Mandangin sudah termasuk dalam proyeksi pengembangan desa wisata oleh pemerintah daerah. Ini dikuatkan dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Bupati tentang desa wisata di Kabupaten Sampang.
Namun demikian, dibalik cita-cita luhur ini, ada prasyarat penting yang harus segera dituntaskan, yakni terciptanya kesatuan pemahaman dan komitmen bersama seluruh masyarakat mengenai pentingnya desa wisata bagi desa Pulau Mandangin.
Tanpa pemahaman dan komitmen bersama cita-cita desa wisata ini tak lebih sekadar mimpi di siang bolong. Bagaimana pun juga gagasan dan gerakan desa wisata harus tumbuh atas kesadaran dan inisiatif masyarakat sendiri.
Saya melihat, inisiatif dan geliat sadar wisata desa sudah mulai tumbuh dengan terbentuknya sebuah kelompok sadar wisata di Desa Pulau Mandangin.
Ini artinya, kerja-kerja kewisataan akan mewarnai dinamika masyarakat Pulau Masyarakat. Sebab kelompok sadar wisata pasti mempunyai sejumlah agenda dan program ke depan untuk memperkenalkan pesona keindahan Pulau Mandangin ke publik.
Dengan demikian, saya merasa optimis dan siap menyongsong babak baru Pulau Mandangin sebagai desa wisata.