Berita ProbolinggoDaerah

Ratusan PKL Geruduk Polsek Kraksaan, Tuntut Keadilan atas Laporan Preman yang Dihajar Massa

304
×

Ratusan PKL Geruduk Polsek Kraksaan, Tuntut Keadilan atas Laporan Preman yang Dihajar Massa

Sebarkan artikel ini

SUARARAKYATINDO.COM – Probolinggo, Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di rest area Stadion Gelora Merdeka Kraksaan mendatangi Mapolsek Kraksaan pada Selasa, 7 Januari 2025.

Aksi ini dipicu oleh laporan Agus, seorang preman yang dihajar massa setelah diduga kerap memalak pedagang, melalui istrinya, Halimatus Sadiyah (38).

Satu per satu pedagang memadati kantor polisi di Jalan Panglima Sudirman.

Mereka menyampaikan protes keras atas laporan yang dilayangkan Agus, mengingat pria tersebut selama ini dinilai sebagai biang keresahan di kalangan PKL.

“Tapi si Agus ini yang bikin onar. Dua bulan terakhir kami dipalak terus, makan tidak mau bayar, minta rokok, dikasih sebatang malah minta sebungkus. Sangat meresahkan para pedagang yang mengais rejeki,” ujar Didik Tri Wahyudi, Koordinator PKL Stadion Gelora Merdeka.

Pedagang juga mempertanyakan kinerja kepolisian yang dianggap gagal memberikan perlindungan kepada masyarakat, terutama mereka yang hanya berbatasan dinding dengan Mapolsek Kraksaan.

“Dia (Agus) sebelumnya sempat diamankan, tapi dilepas begitu saja. Akhirnya dia berulah lagi. Jangan sampai aksi-aksi premanisme seperti ini dibiarkan. Premanisme harus diberantas,” tegas Lutfi Hamid, pengawas paguyuban PKL.

Para PKL mendesak agar laporan dari pihak Agus dihentikan, mengingat tindakannya sebagai pemicu insiden pengeroyokan tersebut.

Agus diketahui tak segan meminta uang, rokok, bahkan merusak barang dagangan jika permintaannya tidak dipenuhi.

Aksi massa ini ditanggapi langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Kraksaan, Iptu Djuwantoro Setyowadi.

Ia meminta pedagang yang merasa pernah menjadi korban pemalakan Agus untuk melapor secara resmi.

“Bapak ibu yang mengalami pemalakan silakan masuk ke ruangan, sementara lainnya dimohon untuk pulang agar situasi tetap kondusif,” ujar Iptu Setyo kepada massa.

Polisi berjanji akan memproses laporan dari kedua pihak secara adil dan mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri di kemudian hari.

Kasus ini menjadi perhatian karena mencerminkan keresahan masyarakat terhadap premanisme yang dinilai merusak rasa aman, terutama bagi PKL yang menggantungkan hidup dari berjualan.

error: Content is protected !!