Kolom

Sajak Mas Dewa, “Celoteh Lirih”

×

Sajak Mas Dewa, “Celoteh Lirih”

Sebarkan artikel ini
Sajak Mas Dewa, "Celoteh Lirih"
Setiap malamku, aku rangkai tulisanku dengan penuh kerinduan. (Foto; Medium)

Oleh; Mas Dewa

Celoteh lirih

Tulisanku tak berupa cinta atau rindu
Biar ia mengartikan sendiri maknanya

Aku ingin menulis tentang kekesalan
Tapi perasaan sudah reda
Aku ingin menulis tentang kekecewaan
Tapi hati memaksaku untuk berdamai saja
Ketika aku tak ingin menulis
Keadaan berkecamuk tak berhenti
Ia berkata :
“Jika tak kau tulis, kejadian hanya akan jadi angin lalu saja”

Mungkin lebih tepatnya
Kalimat ini berupa arti kebingungan

Kini aku mengerti
Bahwa bertambah dewasa bukan hanya perihal mengganti “bermain” dengan “bekerja”
Tapi juga harus merasakan “Di permainkan keadaan” dan “Dipekerjakan situasi”

Baca Juga:  Sajak-Sajak Umi Nurhayati, "Sang Pujaan"

Dahulu,
Bekerja hanya mendapat upah nasi bungkus
Sekarang,
Bekerja bisa mendapatkan uang
Sayangnya, uang itu hanya cukup untuk beli nasi bungkus

Lalu mau kemana ?
Sekolah masih saja tak henti – hentinya memeras harta rakyat
Tapi sekarang sudah ada sekolah gratis
Bagi yang berprestasi dan punya orang dalam
Namun, jika kita tidak mengenyam pendidikan
Maka tak bisa di sangkal lagi
Harga diri hanya akan menjadi bahan evaluasi atau bahan penelitan
Dengan semboyan
“Wajib sekolah 12 tahun dan gratis”
Ya, gratis
Gratis melihat gedung – gedung tinggi dari kejauhan

Baca Juga:  Sajak Mas Mas Mujib, "Juni"

Kita manusia bawahan
Hanya bisa bersikukuh dalam doa
Semoga ilmu tak bersekutu dengan jahannam
Semoga rejeki tidak berdiam diri di meja panjang
Dan semoga pendidikan, kembali pulih.
Sehat jasmani, rohani.
Amin

Kraksaan, 17 Juli 2022

error: Content is protected !!