Sajak-Sajak Tan Hamzah, "Ibu" - Suararakyatindo

Menu

Mode Gelap
Dimas Kanjeng Kembali Muncul, Polisi Pasang Mata di Padepokan Wangkal Najib Atamimi: Jangan Lupakan Jasa Soeharto, Saatnya Beri Gelar Pahlawan Nasional! Kolaborasi Kemendes dan Kemenkop UKM Wujudkan Akses Air Bersih bagi Warga Tengger  Harga Cabai Merah Besar di Probolinggo Naik Tajam, Bawang Merah Justru Turun IPDA dan Kemenpora Dorong Model Baru Kepemimpinan Generasi Muda yang Berakar dan Inovatif The Rise of Online Gambling: Discovering the Best Online Casino of 2023

Kolom

Sajak-Sajak Tan Hamzah, “Ibu”

badge-check


					Ibu sedang berduduk berdua dengan seorang anak kecil. (Foto; Istimewa) Perbesar

Ibu sedang berduduk berdua dengan seorang anak kecil. (Foto; Istimewa)

Oleh; Tan Hamzah

Ibu
Bagaimana kuungkapkan rasa rindu yang
Berderu bagai ombak laut dalam, menimpa
Batu-batu karang tajam, menjadi
Butir-butir pasir halus, menjelma
Pantai yang lapang, sepi dan dingin pesisir
Ketika ku duduk di hampir subuh
di tepi, sini
malam ditelan laut, laut dipeluk malam
tiada lagi yang membisikkan camar untuk terbang
membelah gelap
atau menyapa nelayan yang memanggil ikan
tiada
aku sendiri di tepi pantai
yang menungu pagi di ujung mata lautan

Dia Yang Tiada
Chairil Anwar

Masih hangat, bekas senyuman itu
Di kemeja dan celana jeans
Di sebatang rokok, sambil menulis puisi sia-sia
Ada pertemuan yang tidak bertemu
Ada perempuan, anggun, harum dalam tiap bait
Ayat-ayat Ajati
Mengapa cinta menetap begitu dalam dan lama, padahal ia hanya sebentar
Atau ia belum menjelma kata sebentar
Mawar merah dan Melati putih
Tumbuh bersama di halaman rumah yang tidak terawat
Tapi mawar terlihat karena ia menjulang
Sedang melati tetap rendah, merambat sampai pintu
Apa kau ragu, bimbang, dan dilema
Pada dua bunga yang mekar dalam puisimu

Biola
Tiba-tiba pemusik menghampiri meja kita
Mengucap salam, lalu memainkan biola
Dengan nada-nada lirih
“lagu apa yang ia mainkan?” katamu
“Mungkin Chopin” sahutku
Pemusik itu menggesekkan senarnya dengan hati-hati
Takut putus, atau fals
“lagu opera, aku pernah dengar”
Kita sedang berada di panggung, tetaplah bersandiwara

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Jangan Selalu Norma, Mari Pandang Coming Out LGBTQ+ Dari Kacamata Psikologi

1 Oktober 2025 - 20:55 WIB

Jangan Selalu Norma, Mari Pandang Coming Out LGBTQ+ Dari Kacamata Psikologi

Kisah Kelam Sejarah G30S PKI, Mahasiswa Harus Jadi Garda Terdepan Menjaga Ideologi Pancasila

1 Oktober 2025 - 12:35 WIB

Kisah Kelam Sejarah G30S PKI, Mahasiswa Harus Jadi Garda Terdepan Menjaga Ideologi Pancasila

Sajak Mahendra Utama, Untuk Gus Imin di Hari Lahirmu

24 September 2025 - 12:20 WIB

Sajak Mahendra Utama, Untuk Gus Imin di Hari Lahirmu

Sajak Mahendra Utama, Untuk Affan Kurniawan, Yang Terbaring di Aspal Jakarta

30 Agustus 2025 - 19:38 WIB

Sajak Mahendra Utama, Untuk Affan Kurniawan, Yang Terbaring di Aspal Jakarta

Dana Desa Dipangkas, Kades Dipaksa Tanggung Gagal Bayar Koperasi Merah Putih

24 Agustus 2025 - 13:33 WIB

Dana Desa Dipangkas, Kades Dipaksa Tanggung Gagal Bayar Koperasi Merah Putih
Trending di Kolom
error: