Oleh: Mas Dewa
Suara Rakyat II
Bagian I
Kami rakyat biasa
Perlakukan biasa – biasa saja
Tidak perlu luar biasakan harga kebutuhan kami
Cabe, kami petik dari biji yang kami tanam sendiri
Dan kau beli di swalayan
Ikan, kami pungut dari laut milik Tuhan
Dan kau beli di swalayan
Padi, kami panen dari benih yang kami tanam sendiri
Dan kau import beras dari luar negri
Kami rakyat biasa
Perlakukan biasa – biasa saja
Dan kami akan melakukan seperti biasa
Bertani, melaut, mencangkul, dan menjaring maka jangan ganggu kebiasaan biasa – biasa kami dengan harga ini itu yang melambung tinggi
Jika tidak,
Kebiasaan biasa – biasa kami akan menjadi luar biasa dan membinasakan keberadaanmu
Sampai selesai hingga kembali seperti semula, biasa – biasa.
Bagian II
pagi aku keladang
Bersama motor butut kesayangan
Mencari setumpuk harapan untuk ditanam
Agar setelah musim
Harapan itu menjadi buah yang manis
Motor bututku melaju perlahan
Seperti kebanyakan orang
Pelan – pelan saja
Pokok sampai
Karna melihat pantum bahan bakar berada di kotak merah
Menandakan hanya cukup untuk perginya saja
Dengan jarak yang tak begitu jauh
Namun cukup terjal
Salah jalan sedikit, bukan cuma motor bututku yang rusak. Akupun akan menemukan ajal dibawah jurang yang curam