SUARARAKYATINDO.COM – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, secara terbuka mengungkap dugaan keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam proses pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU 2021 di Lampung.
Dalam pernyataannya yang disampaikan saat menjadi tamu di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored dan diunggah pada 31 Maret 2025, Kiai Said menyebut bahwa Jokowi tidak menginginkan dirinya kembali memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
“Walhasil, Pak Jokowi tidak senang kalau saya terpilih lagi di NU. Maka di Lampung semua itu, yah, diatur, dan saya harus kalah,” kata KH Said Aqil, dikutip Rabu (9/4/2025).
Kiai Said menuturkan adanya skenario yang sengaja dirancang untuk menjegalnya dalam pemilihan Ketua Umum PBNU. Hasilnya, ia kalah, dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum.
Pernyataan blak-blakan itu bermula saat Akbar Faisal menyentil hubungan Kiai Said dengan kekuasaan saat masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Namun, Said menampik anggapan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya selalu menjaga jarak dengan pemerintah, baik pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Jokowi.
Ia juga membandingkan situasinya dengan almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga pernah mendapat tekanan besar saat Muktamar NU Cipasung pada 1994, di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.
“Saya tidak sebesar Gus Dur… Tapi Gus Dur kuat, tetap menang. Saya tidak sehebat beliau,” ujarnya.
Sebagai penutup, Kiai Said memberikan peringatan tegas bagi siapa pun yang mencoba campur tangan dalam urusan NU.
“Ini catatan bahwa siapa pun yang mempermainkan Nahdlatul Ulama, insyaallah ada balasannya,” tandasnya.