Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Eksotika Bromo 2022 Bertemakan Ruwat Rawat Segoro Gunung

×

Eksotika Bromo 2022 Bertemakan Ruwat Rawat Segoro Gunung

Sebarkan artikel ini
Eksotika Bromo 2022 Bertemakan Ruwat Rawat Segoro Gunung
Lautan pasir di kaki Gunung Bromo kembali akan menjadi saksi kemeriahan Eksotika Bromo. Foto; SRI

SUARARAKYATINDO.COM, Sukapura – Lautan pasir di kaki Gunung Bromo kembali akan menjadi saksi kemeriahan Eksotika Bromo 2022 pada tanggal 11 dan 12 Juni 2022 mendatang. Tahun ini, festival Eksotika Bromo ini mengambil tema “Ruwat Rawat Segoro Gunung”.

Kegiatan rutin jelang Yadnya Kasada warga Tengger ini akan dimeriahkan oleh sekitar 700 orang personil terdiri dari penari professional, penyanyi, musisi serta sastrawan. Mereka akan bersatu padu memeriahkan Eksotika Bromo 2022 di lautan pasir Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.

Example parallax

“Alhamdulillah untuk persiapan Eksotika Bromo 2022 ini sudah mencapai 80 persen. Untuk pertunjukannya kita akan mengangkat kekayaan alam nusantara beserta budaya dan keseniannya serta keindahan Bromo beserta alamnya dan budayanya,” kata Afifa Prasetya dari Jati Swara Indonesia yang menaungi Eksotika Bromo 2022.

Menurutnya, pihaknya sengaja mengangkat tiga tema sekaligus berupa Ruwat Rawat Segoro Gunung dalam Eksotika Bromo 2022. Sebab habis pandemi Covid-19 banyak elemen yang harus diruwat.

“Apalagi kita akan berkecimpung di lautan pasir Gunung Bromo. Jadi kita juga meruwat diri sendiri dan meruwat gunung. Tetapi tidak hanya meruwat saja, namun juga merawatnya,” jelasnya.

Baca Juga:  Berikut Daftar Masjid Muhammadiyah di Surabaya yang Gelar Shalat Idul Adha 9 Juli

Afifah menerangkan sebenarnya Bromo itu tanpa dipromosikan saja sudah terkenal ke seluruh dunia dengan sendiri. Tetapi bicara Bromo selama ini tidak ada Tengger di belakangnya. Sebab selama ini yang dieksploitasi hanya alamnya saja, tidak dengan budaya dan kesenian warga Tengger.

“Kita harus mengeksploitasi budaya dan kesenian kita sendiri, dalam hal ini warga Tengger. Jadi Eksotika Bromo ini berawal dari seniman yang ada di Tengger bersama dengan pegiat seni dan budaya yang ada di Probolinggo. Dari situlah akhirnya tercetuslah Eksotika Bromo gelaran pertama tahun 2017 lalu,” terangnya.

Lebih lanjut Afifah menjelaskan saat ini tujuannya bagaimana dengan Eksotika Bromo ini Bromo bisa menjadi platform seperti hanya Bali. “Kita hanya menyediakan tempat dan fasilitas. Mereka datang sendiri untuk menampilkan sebuah tari. Nantinya pariwisata ini akan berlangsung mendaur ulang sendiri secara periodik. Bromo itu sebagai wadah saja dan kita akan membangun Bromo seperti Bali. Konsepnya seperti itu, tetapi kita tentunya butuh proses dan dukungan. Kalau bukan kita siapa lagi,” ujarnya.

Baca Juga:  Nasib Zulmi di Pilbup Probolinggo Masih Buram, Ini Kendalanya

Untuk tahun ini jelas Afifah, konsep Eksotika Bromo memakai persemakmuran pariwisata atau persahabatan antar provinsi. “Nantinya akan nada balon udara, meskipun tidak dinaikkan di lautan pasir Bromo agar ueforia Eksotika Bromo 2022 ini tidak biasa-biasa saja,” tegasnya.

Afifah mengharapkan Eksotika Bromo ini bisa menjadi agenda rutin setiap menjelang Yadnya Kasada warga Tengger. Sehingga tidak hanya pariwisatanya saja yang dieksploitasi, tetapi kesenian dan budaya juga menjadi modal ekonomi kreatif warga Tengger.

“Kita hanya ingin merubah mindset Eksotika Bromo ini menjadi mata pencaharian masyarakat. Jadi kita awal-awal babat alas ini merupakan aset dan bukan pemasukan. Paling tidak ke depan bagaimana semua aset ini bisa terus terfasilitasi sehingga bisa menjadi pemasukan pokok, primer maupun sekunder bagi masyarakat,” pungkasnya.