Fadli Zon Tidak Memahami CPO, Ini Tanggapan Faisol Riza

Fadli Zon Tidak Memahami CPO, Ini Tanggapan Faisol Riza
Fadli Zon Tidak Memahami CPO, Ini Tanggapan Faisol Riza

SUARARAKYATINDO.COM, H. Faisol Riza Ketua DPP PKB menanggapi perihal pernyataan Fraksi Gerindra Fadli Zon terkait ekspor crude palm oil (CPO). Pasalnya Fadli Zon Tidak Faham Soal Pengambilan Kebijakan Larangan Tersebut.

“Itu Pak Fadli Zon nggak ngerti urusan,” kata Faisol kepada wartawan, Jumat (20/5/2022).

Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi urusan BUMN hingga perdagangan itu menyebut larangan ekspor CPO justru merupakan usulan dari DPR bukan mengambil sikap sendiri.

Kebijakan itu sudah pasti dipertimbangkan sebagai solusi atas harga minyak goreng di pasaran lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah. Harga minyak goreng kalau tidak sesuai harga itu perlu dibenahi.

Baca Juga:  Soal Cawapres, Anies Dan Prabowo Sudah Jelas, Ganjar Apa Kabar?

“Larangan CPO itu juga dari Komisi VI. Jadi setelah mencermati semua persoalan yang ada maka kami Komisi VI menyimpulkan dan meminta Menteri Perdagangan (menerapkan larangan ekspor CPO), kalau nggak tercapai harga yang wajar sebagaimana yang ditetapkan pemerintah atas harga minyak goreng terutama yang curah,” kata Faisol.

Lantas, Faisol menyebut Fadli Zon tak mengerti persoalan. Menurutnya, Mendag Lutfi justru telah mengambil langkah kebijakan sesuai usulan dari Komisi VI DPR.

“Makanya Fadli Zon nggak ngerti alasan dia. Justru Menteri Perdagangannya itu mendengar betul apa yang disampaikan oleh DPR oleh Komisi VI, pemerintah mendengar betul. Jadi ini sudah menjadi keputusan bersama,” lanjutnya.

Baca Juga:  PKS Tak Hadir Saat Deklarasi Anies-Cak Imin, Ini Langkah Kedepannya

Faisol memandang kebijakan larangan ekspor CPO diambil tak ada kaitannya dengan kompetensi yang dimiliki Mendag Lutfi. Dia mengklaim kebijakan larangan ekspor CPO itu berdasarkan kajian mendalam.

“Ini bukan soal kompeten nggak kompeten. Ini atas kajian yang mendalam bahwa jalan keluar harus diambil seperti itu. Dan sekarang kalau dicabut karena memang harga-harga minyak goreng terutama ketersediaan di pasaran itu sudah ada,” ujarnya.