Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Pemerintah Probolinggo Tidak Merespon PMK, Ini Faktanya

×

Pemerintah Probolinggo Tidak Merespon PMK, Ini Faktanya

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Probolinggo Tidak Merespon PMK, Ini Faktanya
Pemerintah Probolinggo Tidak Merespon PMK, Ini Faktanya

SUARARAKYATINDO.COM, Probolinggo  – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan tengah menjadi perhatian serius oleh segenap masyarakat, khususnya bagi pedagang hewan.

Penyakit PMK sudah Menyebar dibeberapa daerah Dan dihimbau kepada segenap masyarakat yang mempunyai peternakan khususnya hewan sapi segera lapor kalau ada gejala-gejala PMK.

Example parallax

Sebelumnya, penyakit PMK ini sudah masuk di Daerah Kabupaten Probolinggo, yang mana pedagang sapi banyak mengeluh atas penyakit ini karena ini sudah menyebar ke pasar-pasar tradisional sudah pasti harga sapi akan turun.

Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yahyadi. Ia mengatakan sampai saat ini, pihaknya mencatat kasus yang dilaporkan suspect sebanyak 926. Jumlah tersebut tersebar di 17 kecamatan.

“Ya terus bertambah. Ini dari hasil laporan petugas kami yang melakukan identifikasi setiap hari. Jadi penambahannya cukup signifikan dalam dua minggu ini,” kata Yahyadi.

Baca Juga:  PC GP Ansor Sampang Bersholawat Dalam Rangka Peringatan Tahun Baru Islam

Terkait penyakit ini, pihak Dinas Kabupaten Probolinggo dalam hal ini sudah mencegah penyebaran PMK di Probolinggo. Pasar-pasar sapi tradisional yang ada di Probolinggo akan segera di tutup untuk disemprot.

Sebelumnya, penyemprotan itu sudah dilakukan pada Pasar Hewan Jebreng. Dan akan dilanjut di Pasar Hewan Maron dan Banyuanyar. Penyemprotan itu bukan hanya di Pasar Hewan saja akan tetapi di kandang peternak juga akan di semprot.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yahyadi, mengatakan, jumlah kasus yang mengalami peningkatan ini disebabkan salah satunya oleh hewan ternak luar daerah yang masih sering ditemukan masuk ke Kabupaten Probolinggo. Ini menyebabkan penularan PMK semakin rentan terjadi.

Baca Juga:  Buntut Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kapolres Malang Hanya Dimutasi dan 9 Komandan Brimob Dicopot

“Masih banyak para pedagang maupun peternak yang memasukan hewan dari luar daerah. Tidak hanya itu. Hewan yang dibawa dari pasar satu ke yang lainnya juga banyak. Ini juga menjadi faktor. Para peternak kan tidak tahu apakah ternaknya terjangkit PMK atau tertular di mana kan tidak tahu,” beber pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perikanan tersebut.

Dengan adanya hal tersebut, Yahyadi meminta kepada para peternak maupun pedagang hewan agar tidak mengeluarkan sapinya ke jalan maupun ke pasar. Ini apabila sapi dirasa sedang sakit. Sehingga persebaran dapat sedikit teratasi.

“Hampir setiap hari mengalami peningkatan. Jadi jangan keluarkan atau memasukkan sapi yang dirasa sakit,” ujarnya.