Penulis: Atiqurrahman (Anggota IKA PMII Pulau Mandangin)
Ada ungkapan menarik bahwa “ Sesungguhnya di tangan para pemudalah terletak urusan umat, dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat”. Ungkapan indah ini tidaklah hanya sekadar kalimat metafor atau majas belaka, melainkan sesuai dengan kenyataan yang ada. Bahwa posisi pemuda memang sangat penting dalam lanskap perubahan sosial.
Dan, mengutif kata Pramodya Ananta Toer, bahwa sejarah bangsa Indonesia adalah sejarah pergerakan kaum pemuda. Sebab, pemuda selalu saja tampil sebagai lokomotif perubahan dan memiliki semangat juang sangat tinggi. Maka, tak heran bila Bung Karno berani meletakkan nasib dan masa depan bangsa Indonesia dipundaknya para pemuda.
Makna pemuda sendiri, bisa disepadankan dengan spelajar atau mahasiswa, sebab itu satu entitas dan mempunyai artikulasi yang sama; yaitu orang yang selalu haus ilmu pengetahuan. Pemuda, juga identik dengan jiwa yang selalu resah dan gelisah. Ia akan resah, jika melihat kedzoliman dan ketidakadilan terjadi dihadapannya. Ia juga gelisah, bila terjadi suatu pengekangan, serta tidak adanya ruang kebebasan sebagai sarana ekspresi dan aktualisasi diri.
Hal ini tercermin dalam lipatan sejarahnya, bahwa pemuda akan melawan dan memberontak ketika dirinya mengalami suatu penundukan dan penindasan. Setiap peristiwa demontrasi yang bergulir, terlepas apapun isunya, itu menunjukkan bahwa pemuda tidak ingin dikekang, ia ingin seperti burung Elang yang terbang bebas, tanpa harus dibayang-banyangi oleh “sangkar otoriterianisme’’.