Oleh; Tan Hamzah
Rindu
Mungkin rindu itu seperti rintik hujan
Yang bertahan satu musim
Jeda kemarau
Dibalik awan putih
Langit biru
Hujan menahan diri bertemu
Pada rumput, bunga dan tanah
Melewati ragu pancaroba
Mengalah pada angin utara
Menunggu mendung diatas kepala
Sampai suatu saat
Hujan menangisi pertemuan itu
Di ujung September
Hujan yang Murah
Sengaja ia begadang semalam suntuk
Agar kau tidak pergi dari kursimu
Ia merayu, menyanyi musik Blues
Dan sesekali memelukmu agar dingin
Kini hujan sedang setia
Agar kau tak mendua
Senin
Hari senin. Jam 7. Kau merapikan letak kerudungmu. Sambil menatap awan mendung. Gerimis melanda kota. Sarapan sepotong roti, selai strawberry. Macet. Hujan menghapus sulam alismu. Berkurang satu senti. Miring dua derajat. Tapi kau selau cantik. Kau datang menepati waktu.