Oleh; Salman Alfarisi
Kanjuruhan Berdarah
Sudah dikalamkan, jika unsur kemanusiaan adalah kiblat, maka tak akan ada pertikaian
Jika kepentingan di tuntut harus tercapai maka tumbal harus di sediakan
Mereka yang buta hati tak mampu melihat ujung dan batasan.
Jika hidup hanya di ukur dengan rasa kenyang
Lantas kapan kepuasan ambisi dan hati itu terkabulkan?
hati akan ditenteramkan dengan negosiasi dan kebijaksanaann
Namun manusia justru pilih jalan lain, pilih bertuhan pada kepentingan hingga menghilangkan makna kemanusiaan
Perlu di Ingat juga bahwa yang datang menghampiri hanyalah fatamorgana,
Ibarat senja yang kemudian tak lama datang gelap gulita
Kobaran kebringasan dari manusia dengki menjadi jadi, silaunya begitu mengharukan hati
Semoga goncangan dari hamparan nyawa yang melayang, mengingatkan betapa pentingnya merawat kebersamaan
Doa adalah jalan membersamai tragedi kanjuruhan
Madura oktober 2022
Penulis adalah penyair muda kelahiran madura yang hidupnya di huni oleh lumbung rasa