Ciuman
Ingatkah Engkau pada ciuman panjang sepanjang jalan Malioboro
Beraroma gorengan mendoan, teh manis, atau wangi baju oblong?
Kini kota begitu sibuk, semenjak engkau pergi
Jalan setapakku dirampas
Sedang jalan raya kini penuh mobil hilir mudik mengangkut kecemasan
Terkadang aku ragu untuk berjalan lagi
Takut kena tabrak lari, atau aku menabrakkan diri
Pecah bagai puisi
Beraroma gorengan angkringan
Yang tak lagi merakyat
Ohhh kota kini beraroma debu, knalpot, dan berisik
Aku rindu kecupanmu
Bercumbu sepanjang malioboro
Tak lupa parkir di Abu Bakar Ali
Dan jajan di pasar kembang
Kini apakah engkau tahu, bahwa tiada lagi pelanggan
Ciuman dan kecupan sekrang bisa dipesan
Kabar
Seseorang datang membawa kabar gembira padaku
Ia baru saja bertemu Tuhan
Di sudut-sudut warung, tempat tongkrongan
Disanalah tuhan bersemayam
Katanya
Satu hari saja, lima kali
Memberi kabar bahwa ia baik-baik saja
Kataku
Aku memberi kabar terlalu sering
Entah berapa kali sudah dalam sehari
Bangun tidur kuberi kabar
Mau ke kamar mandi kuberi kabar
Keluar kamar mandi kuberi kabar
Keluar rumah kuberi kabar
Naik motor kuberi kabar
Mau makan kuberi kabar
Selesai makan kuberi kabar
Mau belajar kuberi kabar
Selesai belajar kuberi kabar
Bahkan sampai bersimpun kuberi kabar
Agar tuhan tidak mengkhawatirkan aku
Aku pasti baik-baik saja
Demi
Demi telaga biru dalam matamu
Demi savana hijau di jari manismu
Demi rimbun rindang pandanganmu
Aku berteduh dalam sejukmu
Demi hamparan sajadahmu
Demi doa khutbah di jum’at besarmu
Demi para syuhada yang menjemputmu
Aku mencintaimu