SUARARAKYATINDO.COM, Ponorogo – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengadakan acara Mujahadah Kubro. Pasalnya kegiatan itu diikuti oleh segenap warga NU.
Acara mujahadah itu bertempat di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Minggu malam, 19/06/2022, mulai pukul 21.00 WIB.
Penyelenggaraan doa bersama warga NU dipusatkan di Kawasan Makam Ki Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo.
Tak hanya warga NU saja yang mengikuti acara itu, akan tetapi juga diikuti oleh puluhan ribu warga Nahdliyin dari seluruh daerah di Jawa Timur, doa akan dipimpin sebanyak 11 ulama pesantren sepuh.
Beberapa kiai yang dijadwalkan hadir antara lain Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Mansur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), Ketua MUI Jatim KH Mutawakkil Alallah, dan KH Abdul Matin Jawahir, KH Hadi Muhammad Mahfudz, KH Atho’illah Anwar Lirboyo, dan banyak ulama dan kiai Jatim lainnya.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Peringatan Satu Abad NU, yang berpuncak pada 27 Rajab 1444 H, tepatnya pada Februari 2023.
Ketua Panitia 1 Abad Harlah NU KH Abdussalam Shohib,menjelaskan bahwa Mujahadah Kubro ini adalah rangkaiaan pembuka dari rangkaian acara 1 Abad NU yang dilaksanakan oleh PWNU Jawa Timur.
“Nantinya PWNU Jawa Timur akan mengadakan banyak kegiatan yang juga melibatkan banyak massa. Sehingga kita perlu untuk berdoa supaya acara-acara selanjutnya hingga acara puncak dilancarkan oleh Allah. Sehingga kita buka dengan mujahadah kader NU,” kata Gus Salam, panggilan akrab Wakil Ketua PWNU Jatim, dalam keterangan Minggu pagi 19 Juni 2022.
Gus Salam, yang Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai upaya batiniah bagi kalangan Nahdliyin agar negara dan dunia bisa bangkit lagi setelah dua tahun pandemi.
“Tentu setelah pandemi selesai, kondisi bangsa baik secara ekonomi atau yang lain masih banyak tantangan. Maka di samping ikhtiar batin, juga tidak kalah pentingnya usaha batiniah. Di momen ini kita juga mendoakan negara dan dunia untuk bisa bangkit lagi setelah dua tahun pandemi,” ujarnya.
Lebih jauh dijelaskan Gus Salam, prosesi Mujahadah Kubro murni ritual tanpa ada pidato sama sekali.
“Mujahadah kubro akan diisi dengan Ijazah Hizb Nawawi, Hizb Autad, Hizb Nashr, kemudian dilanjutkan dengan mujahadah dan istighotsah kubro. Jadi kami upayakan untuk tetap taqarrub kepada Allah Ta’ala,” tutur cucu Rais Aam PBNU (1971-1980) KH Bisri Syansuri Denanyar.
Pemilihan lokasi Mujahadah Kubro, menurut Gus Salam dilatarbelakangi oleh adanya kaitan sejarah yang kuat antara NU dan Ki Ageng Muhammad Besari.
“Seperti dari sudut pandang nasab yang masih tersambung dengan KH Hasyim Asy’ari. Yang kedua terkait sanad keilmuan, Tegalsari merupakan pesantren pertama di Jawa Timur. Ki Ageng Muhammad Besari juga dikenal dengan perjuangannya melawan Belanda. Jadi, nuansa perjuangan kami ambil dalam konteks kekinian,” tuturnya.
Oleh karena itu, tema yang diusung dalam Mujahadah Kubro adalah “NU Membangun Sanad Jamiyyah, Menyambung Sanad Keilmuan dan Perjuangan”.
Gus Salam menjelaskan, kegairahan warga NU dan kader-kader penggerak patut diapresiasi. Respons PCNU se-Jawa Timur dalam mengikuti acara ini pun luar biasa. Hal itu terbukti dari pendaftaran yang sudah mencapai 15.000 peserta.
“Target kami adalah 9999 kader NU. Tetapi sampai saat ini yang sudah daftar hampir 15.000 belum termasuk warga NU dari Ponorogo sebagai tuan rumah yang pasti akan turut serta memenuhi acara. Memang kami menganjurkan siapa saja yang merasa kader NU, dengan apa pun latar belakangnya silakan hadir di acara mujahadah,” kata Gus Salam.
Melalui kegiatan ini, Kiai Fatchul Aziz berharap PCNU Ponorogo mendapatkan keberkahan, utamanya dalam hal pengembangan dakwah Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
“Kami berharap, para peserta bahtsul masail maupun mujahadah kubro bisa mengoptimalkan kegiatan ini sebagai sarana silaturahim bagi kader, sekaligus menambah energi juang kepada Kiai Ageng Muhammad Besari,” ujarnya.
Selain masyayikh dan ulama, kader NU dari berbagai penjuru kabupaten atau kota di Jawa Timur juga akan ikut berdoa bersama di Tegalsari, Ponorogo, yang merupakan lokasi kegiatan akan berlangsung, hal itu menjadi tujuan bersama.