Kolom  

Sajak Mas Dewa, “Kalimat Apa”

Sajak Mas Dewa, "Kalimat Apa"
Ada Apa Dengan Kalimat mu. (Foto: Ilustrasi)

Kalimat apa ?

Kenapa kata – kata itu menjadi kalimat baku
Menjadi berat dan kaku
Merampas ketenangan
Ketenangan yang sudah lama menjadi kenangan

Kalimatnya sederhana
Sesederhana gerimis yang turun kala terik matahari membakar bumi
Udah
Sesederhana itu saja
Dan disana masih setia menantinya

Angin yang sedari tadi gelisah
Menyimpan segala resah
Ia berdesir
Tapi tak tau arah
Begitu saja seterusnya
Hingga berakhir dilautan

Lalu, bagaimana dengan kalimatnya ?

Kalimatnya amat terlihat sibuk
Dalam keadaan tidak sedang melakukan apa – apa

Ia hanya termangu
Melipat cemas dan dungu

 

Sudut kalimat

Aku sering berkata
Tentang sesuatu yang tak nampak dan tak bernyawa
Berupa bunyi dimalam hari
Yang tak didengar siapa – siapa

Justru sebab itu
Ia terus hidup menyusuri malam hening
Sendiri dan sepi
Maka kehidupan berupa keasingan baginya

Sore itu aku berusaha menemuinya
Tanpa memberi kabar sebelumnya
Dan benar saja
Ia tak ditempat biasanya
Sambil bernyanyi, aku selipkan namanya
Berharap angin membawa kabar tentang kedatanganku

Baca Juga:  Puisi Tri Puji, "Kehawatiran Malam"

Di persimpangan jalan
Aku melihat muda – mudi hilir berganti
Sekedar memeriksa keadaan sekitar
Ada juga yang sedang duduk saling menatap
Dengan tatapan kosong

Tapi bukan itu yang aku mau

Aku melanjutkan penantian
Dan bermain – main di sudut kalimat
Bahwa kata – kataku terus berusaha menjumpai ketenangan
Mencari makna yang selama ini terkubur
Tentang apa yang tak nampak dan tak bernyawa
Memilih hidup didalam kesendirian

Kalimat keberapa ?

Jam tangan menujukkan sudah tengah malam
Ini artinya kalimat akan segera kubawa pulang

Kalimat telah sampai dirumah
Menemui kata – kata yang sedang beristirahat
Ia berusaha untuk tidak mengganggunya
Agar istirahatnya berupa keinginan yang ia mau
Kalimat terus beranjak kekamar mandi
Mengusap wajahnya yang lusuh
Sebab seharian penuh ia dijalanan
Mencari huruf – huruf yang tercecer
Untuk dirangkainya kembali menjadi seperti dahulu

Baca Juga:  Sajak-Sajak JQ Soenardie (Jhon Qudsi) "Merdeka Bertanya-tanya"

Gemercik air membahasi kalimat yang payah
Tanpa berkata, ia mengakhiri perjalannya hari ini
Berencana istirahat, menemani kata – kata

Ia tidur dengan pulasnya
Mungkin lesu
Atau karna ingin memberi ruang untuk hati dan firikannya berjumpa dengan ketenangan

“Aku ingin sekali bercerita tentang keresahan dan rasa penat yang aku alami selama ini
Tapi tidak ada keberanianku mengusik ketenanganmu”

Kalimat lagi – lagi bermimpi tentang kata – kata itu
Kata – kata yang selama ini ia cinta dan sayangi
Sebab kerendahan hati dan rasa cemas yang tinggi
Sampai saat ini kalimat belum mengungkapkan kata – katanya sendiri

Mas Dewa
Kraksaan, 25 Februari 2023

Tinggalkan Balasan