Sajak-Sajak Mahendra Utama
Di hampar biru, *Krakatau* berdiri gagah,
Menyemburkan dongeng purba dalam senyap nan megah.
Gunung api eksotis, penjaga samudra lebar,
Puncaknya berkabut, memantulkan cahya mentari pagi nan hangat.
Dari *Bakauheni*, sang ferry membelah ombak,
Mengangkut harapan, impian, juga beban berat berderap.
Di pelabuhan ia berlabuh, lalu kembali mengarungi,
Membelah selat perkasa yang tak pernah sunyi.
Di tepian Sumatera, *Rajabasa* tegak memandang,
Mendekap cakrawala dengan sabarnya, tenang.
Pepohonan hijau, lerengnya yang menjulang,
Menjadi latar perjalanan, setia menemani pulang.
*ASDP* tangan negara yang setia mengayun,
Tulang punggung penghubung, sejak pagi hingga petang membubung.
Dari *Jawa ke Sumatera*, dari *Merak ke Bakauheni*,
Mengalirkan denyut nadi, jalin nusantara sepenuh hati.
Di geladak kapal, angin laut berdesir kisah,
Membelai wajah-wajah yang rindu bersua.
Hingga Merak menampak, pelabuhan *Banten* yang ramai,
Perjalanan usai sudah, namun kenangan abadi teranyam.
Krakatau di kejauhan, saksi bisu yang abadi,
*Selat Sunda* mengalun, mengukir sejarah tanpa henti.
Di atas kapal ferry, nusantara menyatu,
Dalam debur ombak dan langit yang membiru.
Pelabuhan Bakauheni, 16 September 2024