SUARARAKYATINDO.COM, Probolinggo – Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong memperingati Haul KH Hasan Saifouridzall yang bertempat di halaman pesantren Zainul Hasan Genggong.
Acara Haul KH Hasan Saifouridzall itu di hadiri oleh segenap santri, alumni, kyai, dan segenap simpatisan berbondong-bondong datang kepesantren tak lain mengharap barokah dari pendiri pondok pesantren Zainul Hasan Genggong.
Memperingati Haul KH Hasan Saifouridzall setiap tanggal 1 Dzulhijjah yang di ikuti oleh segenap alumni dan simpatisan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Pembacaan Manakib
Masjid yang kita tempati hari ini, masjid yang sederhana dan megah ini, menjadi saksi bahwa masa demi masa, bulan demi bulan, tahun demi tahun sudah kita lewati, bahwa masjid Genggong ini menjadi bukti sejarah perjuangan KH. Hasan Saifouridzall.
KH Hasan Saifouridzall ketika merenovasi masjid Genggong Sempat mengundang beberapa ulama besar diantaranya adalah Kh. Jauhari, Kh. Zaini Mun’im, KH. Mahrus Ali dan KH As’Ad Samsul Arifin.
Para tokoh ulama yang di undang oleh KH Hasan Saifouridzall itu tak lain untuk Melakukan pemukulan beduk pertama pada tahun 1968.
Tahun 1947, penjajah Belanda melakukan memberontak terhadap Indonesia dan datang ke Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Belanda mengatakan dan mempunyai keyakinan bahwa di Pesantren Zainul Hasan Genggong tersimpan senjata.
Kecurigaan Belanda terhadap Pesantren Zainul Hasan Genggong bahwa tersimpan senjata itu, akhirnya kyai Hasan Saifouridzall Di sandra di masjid Jami’ Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong.
Ketika KH Hasan Saifouridzall di sandra, Belanda mencari senjata tersebut, akan tetapi tidak ditemukan oleh Belanda. Begitu karomahnya KH Hasan Syaifouridzall.
Senjata itu memang ada di pondok Pesantren Zainul Genggong. KH Hasan Saifouridzall menyimpan senjata itu di pojok selatan pesantren pondok Genggong.
Sudut masjid Genggong ini bersanding 3 tokoh besar, ulama besar yang menjadi suri tauladan yang begitu di segani. Tokoh itu adalah KH Moh Hasan, KH Hasan Saifouridzall dan Nyai Hj. Himami Hafshawaty.
Dari 3 tokoh itu, mempunyai sejarah yang begitu dramatis dan tersimpan masa lalu yang mengesankan. Sebab, pada masa beliaulah pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong bisa terkenal sampai sekarang. 3 tokoh itu tentunya telah mengembankan amanah dengan baik.
KH Hasan Saifouridzall pernah berbisik halus yang menitipkan amanah pada kita bahwa kita semua ikut tanggung jawab terhadap pesantren-pesantren yang ada di sekeliling kita dan khususnya Pesantren Zainul Hasan Genggong.
KH Hasan Saifouridzall memimpin pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong pada tahun 1952 menjadi Kholifah Pesantren Genggong dan menjadi suri tauladan bagi segenap masyarakat.
KH Hasan dan Saifouridzall kita rasakan bersama, bahwa berkat beliaulah kita bisa melihat Pesantren Zainul Hasan Genggong sebesar ini, semegah ini, dan tentunya sebarokah ini.
Terbentang dengan jelas, pondok pesantren beserta lembaga pendidikan sebagai Nama baik dari jasa Alm akan hidup terus selama jasa jasa tetap dijaga oleh kita semua.
KH Mutawakkil selaku Kholifah Pesantren Zainul Hasan Genggong ke-4, beliau mengatakan saat sambutan di acara Haul KH Hasan Saifouridzall pada Rabu Malam Kamis Tanggal (29/06/2022), KH Hasan Syaifouridzall lahir pada tanggal 28 Oktober pas dengan hari lahir sumpah pemuda. KH Hasan Saifouridzall wafat pada tanggal 13 Juni 1991.
“KH Hasan Saifouridzall Sangat santun, berakhlakul Karimah bukan hanya kepada orang melainkan juga terhadap putra putrinya”, kata KH Mutawakkil.
Pada tahun 1952, KH Hasan Saifouridzall menerima amanah sebagai pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong. Beliau adalah sosok pemimpin yang mempunyai karomah yang luar biasa.