SUARARAKYATINDO.COM – Jakarta, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menegaskan bahwa penguatan daya saing kawasan industri domestik menjadi kunci akselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Ia menekankan bahwa sektor industri pengolahan nonmigas (manufaktur) tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Tahun 2024, manufaktur masih menjadi penyumbang terbesar PDB nasional, yaitu 17,16 persen dengan pertumbuhan 4,75 persen. Kontribusinya juga sangat signifikan dalam penerimaan pajak, mencapai 25,84 persen,” ujar Faisol Riza, dikutip pada Kamis (20/3).
Menurutnya, meningkatkan daya saing kawasan industri dapat memperkuat peran manufaktur dalam rasio PDB nasional, yang pada akhirnya mendorong Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
Saat ini, terdapat 168 kawasan industri yang beroperasi di Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen meningkatkan daya saing dan investasi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy, menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan kebijakan strategis untuk memperkuat daya saing kawasan industri, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
“Selama lima tahun ke depan, kawasan industri akan menjadi pusat pertumbuhan baru yang terintegrasi dengan industri prioritas berbasis hilirisasi dan teknologi tinggi,” jelasnya.
Dengan strategi ini, pemerintah menargetkan peningkatan nilai PDB industri pengolahan nonmigas hingga 8,59 persen pada 2029, menjadikan kawasan industri sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.