“Ayah ku pahlawan ku”
Ayah di usia tak lagi muda
dan semangat mu lebih dari anak muda
aku tertegun pada prinsip hidup mu
aku sudah lama menganggur tujuh tahun lebih
bukan salah diri mu atau salah dari program pemerintah
yang ku hasilkan adalah berupa segepok puisi
untuk mengisi ruang kekosongan waktu
supaya terhindar dari rasa stres
ada kalanya aku marah
tapi juga sering
tersenyum
manis
Ayah kerapkali melontarkan kritik kebijakan pemerintah
tentang harga pupuk bersubsidi yang di batasi
sedangkan kebutuhan sawahnya belum tercukupi
kios resmi sering mempermainkan harga
para petani hasilnya pas-pasan modal yang di keluarkan
menurut Ayah kebijakan ini terlalu menguntungkan
para cukong dan lingkaran mafia pupuk
ini hari penuh kepalsuan yang di poles banyak janji
lihatlah para calon pemimpin
gambarnya tersenyum dengan begitu santun
apakah mereka sudah memahami persoalan bangsa
mungkinkah itu hanya soal pencitraan semata
di tukar tambah berdasarkan kekuasaan
sebagai peruntungan kalkulasi politik
kemudian di pamerkan kepada segenap rakyat jelata
seperti Negeri impian di dunia para penyihir
yang tampak aneh seolah menjadi nyata
tetapi di Negeri ini begitu lain
yang nyata di dustakan