Oleh; Tan Hamzah
Sahabat Cuaca
Aku dan cuaca sudah bersahabat sejak lama
Aku dan cuaca tidak pernah bertengkar
Kita selalu akur
Meski terkadang aku dan cuaca tidak sepemikiran
Sejak kecil aku dan cuaca sering bermain bersama di halaman
Waktu kemarau maupun hujan
Cuaca adalah sahabatku
Ketika dewasa
Cuaca dan aku sudah jarang bersama
Karena cuaca dan aku sama sama sibuk kerja
Pada akhirnya aku tak lagi bersahabat dengan cuaca
Libur
Libur telah mengambil satu uban di rambutmu
Mengubahnya menjadi warna merah
Sebab putih katamu bukan suci
Putih itu pertanda mati
Libur juga mengambil satu kilo beban di punggungmu
Mengubahnya menjadi bantal
Agar rebahmu lebih empuk
Tapi
Tapi libur gagal menambal tulang rusukmu
Persatuan Pejalan Kaki Indonesia
Kami pejalan kaki indonesia berbicara
Kembalikan hak trotoar kami yang telah direbut oleh pengendara motor
Dan juga dari pedagang kaki lima
Yang tiap pagi mencegat langkah kami
Tidak ada ruas jalan yang dapat kami pijak
Kami pejalan kaki indonesia
Menuntut para kendaraan untuk melaju pelan-pelan
Demi keselamatan kami dan keselamatan pekerjaan kami
Kami pejalan kaki indonesia
Mengancam akan turun ke jalan
Memblokade kota
bila hak kami diabaikan
Masih
Aku masih mencintaimu
bahkan ketika kau bukan lagi milikku
aku masih mencintaimu
dengan cinta yang lebih besar dari cinta yang kemaren
cinta yang masih
terus tumbuh satu senti setiap tahun
cinta yang semakin besar terus mengembang dalam diriku
padamu
anehnya tubuhku masih muat untuk dihuni olehmu
aku masih mencintaimu
dengan cinta sisa-sisa
yang menempel pada dinding ratapan
mencintaimu itu kutukan yang aku rindukan