Nasional

Pertalite Lebih Boros Karena Ada Oknum Yang Mengurangi Takarannya

×

Pertalite Lebih Boros Karena Ada Oknum Yang Mengurangi Takarannya

Sebarkan artikel ini
Pertalite Lebih Boros Karena Ada Oknum Yang Mengurangi Takarannya
Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). ilustrasi/itimewa

SUARARAKYATINDO.COM- Sejak Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite naik menjadi 10 ribu per liter pihak konsumen mengeluh karena jenis BBM dengan RON 90 semakin boros.

Hal itu Menag langsung di respon oleh pihak PT Pertamina Persero dan membantah asumsi yang mengatakan BBM jenis Pertalite boros.

PT Pertamina (Persero) telah membantah isu miring tersebut, dan mengklaim kualitas Pertalite yang dipasarkan di dalam negeri telah memenuhi ketentuan atau tidak mengalami penurunan.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, Pertamina tidak cukup hanya melakukan uji petik terhadap kualitas Pertalite di suatu SPBU.

Baca Juga:  Bencana Alam di Lumajang, Begini Respon Gubernur Jatim

“Pertamina juga harus mengendus terhadap suatu SPBU terkait takaran: mengurangi takaran atau tidak?” ujar Tulus dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (11/10/2022).

Asumsi konsumen yang mengatakan bahwa BBM Jenis Pertalite lebih boros dari sebelumnya itu tak lain adalah terdampak SPBU yang mengurangi takarannya.

“Bisa jadi konsumen yang mengaku Pertalite lebih boros, karena konsumen yang menjadi korban dari ulah atau oknum SPBU yang diduga mengurangi takaran tersebut,” ungkap dia.

Tulus pun belum mau menerima klaim Pertamina begitu saja, bahwa Pertalite yang dijual di SPBU pasti sudah melalui uji teknis teruji.

Baca Juga:  Wamenperin Faisol Riza Minta IKM Lakukan Legalisasi Produk

“Memang semua SPBU Pertamina telah diuji pasti pas, namun dalam beberapa kasus terbukti ditemukan adanya SPBU nakal,” kata dia.

Tulus menambahkan, bisa jadi konsumen membelinya BBM-nya di penjual eceran, yang dikemas dengan botol produk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

“Bahkan, penjual BBM eceran dengan dispenser abal-abal yang kian menjamur dan tidak ada kalibrasi dari Dinas Metrologi,” tutur dia.

error: Content is protected !!