Example 728x250
Daerah

Retribusi Pariwisata Bantul Tak Capai Target, Begini Penjelasannya

×

Retribusi Pariwisata Bantul Tak Capai Target, Begini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo. (Foto: Radarjogja)

SUARARAKYATINDO.COM – Yogyakarta, Retribusi pariwisata di Kabupaten Bantul diprediksi belum akan mencapai tingkat pemulihan yang sama seperti sebelum pandemi Covid-19.

Hingga akhir tahun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari sektor pariwisata diperkirakan hanya akan mencapai sekitar Rp 25 miliar hingga Rp 26 miliar, jauh dari target tahunan sebesar Rp 50 miliar. Angka PAD tersebut hampir setara dengan pendapatan tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menjelaskan bahwa beberapa faktor mempengaruhi belum pulihnya retribusi pariwisata di Bantul. Salah satu faktornya adalah penurunan minat dalam sektor wisata yang dahulu menjadi prioritas utama.

Menurutnya, perubahan ekonomi juga berperan penting dalam permasalahan ini. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak langsung pada dunia pariwisata. Pihaknya sering berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyampaikan bahwa okupansi hotel tidak mencapai tingkat yang sama seperti tahun sebelumnya, mencerminkan dampak yang terasa akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil.

“Bahkan kalau dibandingkan sebelum pandemi juga jauh belum pulih,” katanya, Senin, (11/9/2023).

Kwintarto mengatakan bahwa mereka telah melakukan tes sampling kepada beberapa warga beberapa kali, meskipun tes tersebut tidak dapat mewakili seluruh penduduk.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat, data menunjukkan bahwa saat ini, wisata bukanlah prioritas utama saat mereka melakukan perjalanan pulang kampung.

Kwintarto juga menyebutkan bahwa pada masa lalu, saat pulang kampung, kegiatan wisata seringkali menjadi bagian penting dari pertemuan dengan keluarga.

“Sekarang jawabannya kalau uang saku cukup ya untuk piknik, kalau tidak cukup ya tidak pikinik,” ujarnya.

Sebagai solusi, Kwintarto menyarankan agar dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mereka akan mengembalikan target PAD ke angka yang realistis seperti pencapaian tahun lalu.

Menurutnya, hal ini merupakan langkah yang lebih rasional dan dapat memberikan pandangan yang lebih akurat terkait potensi pendapatan dari sektor pariwisata di masa yang akan datang.

“Makanya di perubahan APBD akan kami kembalikan kepada target murni seperti pencapaian tahun lalu, sehingga menurut saya itu yang rasional,” tuturnya.

error: Content is protected !!