Kolom  

PAC GP Ansor Pulau Mandangin: Sejarah dan Dinamika Gerakannya

PAC GP Ansor Pulau Mandangin: Sejarah dan Dinamika Gerakannya
PAC Gerakan Pemuda Ansor Pulau Mandangin. (Foto: SRI)

Oleh: Atiqurrahman

Sebagai bagian dari badan otonomi Nahdhatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor telah melewati dinamika sejarah yang panjang, dan peranan yang sangat strategis.

Salah satunya ialah meraih dan mengawal kemerdekaan, sekaligus menjaga keutuhan dan kesatuan negara Republik Indonesia hingga saat ini.

Sebab dalam tradisi Gerakan Pemuda Ansor terdapat suatu doktrin dan prinsip bersama bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari keimanan.

Dawuh Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari itu menjadi sebuah pijakan dan landasan moralitas dalam menentukan arah gerakan Ansor.

Hal itu selaras dengan apa yang ditulis oleh Ah. Birrul Walidain dalam bukunya “GP Ansor dalam Pengembangan Karakter Kebangsaan”.

Ah. Birrul Walidain menyatakan bahwa sejarah Gerakan Pemuda Ansor berkelindan dengan konteks kebangsaan, keislamanan dan kemanusian.

Ketiga konteks tersebut, sudah menjadi komitmen yang tak bisa ditawar lagi bagi gerakan Ansor, alias sudah harga mati.

Selain itu, Birrul juga menegaskan, Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi progresif dan kaderisasi NU yang memiliki visi besar, yakni menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dan mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil, damai dan sentosa.

Sejarah PAC GP Ansor Mandangin

Kini, Gerakan Pemuda Ansor bisa dikatakan semakin berkembang dan maju, baik secara kualitas ataupun kuantitas. Setidaknya, sudah ada 433 cabang Gerakan Pemuda Ansor (tingkat Kota/Kabupaten) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (tingkat Provinsi) hingga tingkat desa.

Salah satunya adalah Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda (PAC GP) Ansor Pulau Mandangin yang saat ini sudah berusia 7 tahun dan melewati empat fase kepemimpinan.

Yaitu Sahabat Mabrur, Sahabat Mas’adi, Sahabat Abdul Choliq, dan Sahabat Muhammad Yanto, yang baru saja terpilih secara aklamatif beberapa hari yang lalu.

Awal mula pembentukan PAC GP Ansor Pulau Mandangin ini berangkat dari diskusi sahabat Mabrur dan sahabat Mas’adi. Bahwa di desa Pulau Mandangin perlu adanya sebuah organisasi kepemudaan Nahdhatul Ulama.

Pada saat itu, menurut Mas’adi, yang ingin dibentuk sebenarnya adalah organisasi Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU), tetapi setelah sowan pada Wakil Rois Syuriah MWC NU Pulau Mandangin, H. Muhajir, saran itu belum bisa diterima, dengan alasan bahwa yang wajib atau diprioritaskan dibentuk oleh MWC NU adalah badan otonomi seperti Muslimat dan PAC GP Ansor.

Dalam pertemuan tersebut, maka tercetuslah sebuah inisiatif dan komitmen bersama bahwa PAC GP Ansor Mandangin harus segera dibentuk. Akan tetapi, inisiatif pembentukan PAC GP Ansor menemukan satu hambatan yaitu terkait persyaratan ketua PAC GP Ansor harus ikut kaderisasi terlebih dahulu dalam tubuh Nahdhatul Ulama.

Karena itu, diutuslah sahabat Mabrur dan sahabat Mas’adi untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Terpadu Dasar (Diklatsar) di Pondok Pesantren Miftahul Ulum di Karang Durin, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang.

Pada saat sesi pembahasan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dalam Diklatsar itu, sahabat Mabrur dan sahabat Mas’adi menyatakan gagasannya dan komitmennya untuk membentuk PAC GP Ansor di desa Pulau Mandangin, lengkap dengan format kepengurusannya.

Setelah itu, keduanya sowan kembali, menghadap Ketua Tanfidhiyah MWC NU Mandangin H. Muhlis untuk meminta restu pembentukan PAC GP Ansor.

Kemudian selang beberapa hari, terbentuklah PAC GP Ansor Pulau Mandangin di Pondok Pesantren Bustanu Usysyakil Qur’an asuhan K.H Zaini Rofi’i pada tahun 2018

Adapun Ketua PAC GP Ansor Mandangin yang terpilih adalah sahabat Mabrur dan Sekertarisnya adalah sahabat Mas’adi, kemudian disahkan oleh lima orang Dewan Formatur yakni H. Muhlis, K.H. Zaini Rofi’i, H. Faisol Ma’ruf, H. Muhajir, dan H. Hirqon.

Dinamika Gerakan

Pada masa kepemimpinan sahabat Mabrur (2018-2019) fokus utamanya adalah menata dan mengkonsolidasikan kembali PAC GP Ansor supaya makin kokoh dan kuat, dengan merekrut anggota sebanyak mungkin.

Sebab, sahabat Mabrur telah mencanangkan pembentukan anak ranting GP Ansor di tiga Dusun Pulau Mandangin. Jadi, mau tidak mau, memperbanyak anggota adalah prasyarat penting yang harus segera dikerjakan.

Di samping itu, untuk tetap menjaga solidaritas dan kohesifitas antar pengurus dan anggota, sahabat Mabrur menginisiasi pertemuan satu bulan sekali yang dikemas dengan berbagai macam bentuk, seperti diskusi, tahlil, sholawatan bahkan ngopi bersama.

Tak hanya itu, pertemuan satu bulan sekali ini berfungsi sebagai medium evaluasi mengenai perjalanan GP Ansor serta kontribusinya bagi kehidupan masyarakat.

Selain itu, sebagai rasa syukur dan cinta tanah air (nasionalisme) serta mengenang para jasa Ulama dan pahlawan bangsa Indonesia, sahabat Mabrur menggelar kegiatan “Dzikir Kebangsaan” pada setiap tanggal 16 Agustus. Kegiatan ini kemudian menjadi agenda rutin dalam setiap kepemimpinan GP Ansor selanjutnya.

Menurut Mabrur, “dalam lintasan sejarahnya, GP Ansor ikut serta dalam upaya perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, sebab, Ansor sudah ada di era penjajahan, tetapi dulu namanya Subbanul Wathan yang didirikan oleh KH A. Wahhab Hasbullah 1921”.

*********

Setelah kepemimpinan sahabat Mabrur selesai, tampuk estafet kepemimpinan berada di tangan sahabat Mas’adi (2019-2021). Fokus kepengurusan kali ini adalah mengenalkan PAC GP Ansor Mandangin kepada masyarakat luas.

Narasi “Memasyarakatkan Ansor dan Meng-Ansorkan Masyarakat” menjadi misi utama dalam setiap agenda kegiatan yang dicanangkan oleh sahabat Mas’adi.

Sebab, menurutnya, sudah saatnya GP Ansor Mandangin mengambil peran strategis dalam arus perubahan di masyarakat. GP Ansor harus terlibat aktif dalam setiap memontum yang ada, agar keberadaan GP Ansor bisa dikenal dan bermanfaat bagi orang banyak.

Salah satunya adalah dengan mengadakan “Mandangin Bersholawat” di Kantor Dinas Perhubungan (Dermaga) desa Pulau Mandangin. Dengan mengundang seluruh Hadrah Al-Banjari yang ada di desa Pulau Mandangin.

Tujuannya adalah untuk mengenalkan bahwa islam itu sangat menghargai tradisi dan kearifan lokal. Bahkan keduanya saling melengkapi satu sama lain, sekaligus sebagai wujud praksis dari gagasan “Pribumisasi Islam” yang pernah digagas oleh Gus Dur.

Selain itu, GP Ansor memberikan takjil kepada masyarakat ketika Bulan Ramadhan tiba. Sebagai salah satu upaya menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama umat islam (Ukhwah Islamiyah).

Dalam misi membangun solidaritas internal GP Ansor, dicanangkan program Takziah terhadap keluarga pengurus dan anggota jika ada yang meninggal dunia. Tujuannya untuk mengasah rasa kepekaan dan empati bagi setiap pengurus atau anggota GP Ansor Mandangin.

Tidak hanya itu, kepemimpinan sahabat Mas’adi juga menambahkan struktur organisasi agar lebih lengkap dengan membentuk koordinator divisi-divisi, yaitu Kaderisasi, Kasatkoryon, Kemandirian Ekonomi, MDS Rijalul Ansor, Badan Anti Narkoba, dan Kebudayaan dan Olahraga.

********

Selepas periode sahabat Mas’adi ini berakhir, Kepemimpinan PAC GP Ansor Mandangin dilanjutkan oleh sahabat Abdul Choliq (2021-2023). Pada periode ini, fokus utamanya ialah penataan administrasi, penguatan kaderisasi dan digitalisasi.

Menurut sahabat Abdul Choliq, penataan dan pembenahan administrasi merupakan sesuatu yang vital bagi PAC GP Ansor Mandangin. Ia bagaikan nafas yang bisa menentukan hidup atau matinya sebuah organisasi.

Sementara itu, program penguatan kaderisasi juga dilakukan, dengan menggelar Pendidikan dan Pelatihan Kader Dasar pada tahun 2022. Pelatihan ini menjadi ruang ideologisasi bagi para anggota terkait dengan Ke-Ansor-an, ke-NU-an, dan ke-Aswaja-an.

Dalam kepemimpinan sahabat Abdul Choliq ini upaya digitalisasi juga tumbuh. Sehingga semua kegiatan GP Ansor Mandangin diberitakan secara luas dengan menggunakan Elektronik Koran.

Sebab, sahabat Abdul Choliq telah membentuk badan baru bernama “Cyber”. Sebuah badan yang mengelola dan mengurusi terkait platform media sosial termasuk pemberitaan.

Selain itu, Ziarah Maqbaroh kepada para leluhur dan sesepuh desa Pulau Mandangin menjadi agenda rutin GP Ansor Mandangin. Biasanya kegiatan ini berlangsung pada Bulan Ramadhan. Tujuannya selain untuk mendapat barakoh juga mengenal para leluhur Pulau Mandangin.

Sahabat Abdul Choliq juga mendirikan “Warung Kopi Ansor” sebagai salah satu upaya kemandirian ekonomi GP Ansor Mandangin. Dan hasil dari penjualannya, selain masuk kas, juga sebagai pembiayaan dalam setiap kegiatan.

*******

Kini kepemimpinan sahabat Abdul Choliq telah usai (demisoner), sekarang tampuk kepemimpinan GP Ansor Mandangin berada di tangan sahabat Muhammad Yanto yang terpilih secara aklamatif pada 08 Maret 2024.

Dalam sambutannya, Sahabat Muhammad Yanto mengatakan, bahwa PAC GP Ansor bukan tempat mencari kenyamanan dan status sosial, melainkan wadah perjuangan dan pengorbanan.

Karena itu, ia berharap, GP Ansor Mandangin ke depan tetap solid, kompak, dan bisa bergerak bersama untuk membesarkan dan memajukan GP Ansor Mandangin.

Selain itu, fokus utamanya adalah membenahi kembali keanggotaan GP Ansor Mandangin. Sebab, menurutnya, terjadi pengurangan (minim) jumlah keanggotaan yang disebabkan oleh kesibukan dan pekerjaan.

Akibatnya, setiap ada kegiatan berjalan kurang maksimal. Karena itu, ia ingin membuka kembali rekrutmen untuk mengatasi minimnya keanggotaan.

Seusai menyusun kepengurusan GP Ansor Mandangin, ia ingin melanjutkan dan mengoptimalkan program-program yang sudah dilaksanakan pada kepemimpinan sebelumnya, seperti dzikir kebangsaan, ziarah maqbaroh, sholawatan dan lain-lain.

********

Alhasil, uraian perjalanan di atas menunjukkan, PAC GP Ansor Mandangin memiliki sejarah yang cukup panjang dengan pelbagai dinamika gerakannya.

Jika dirangkum, apa yang terjadi di tubuh PAC GP Ansor Mandangin dapat dianalogikan sebagai sebuah rumah. Sahabat Mabrur sudah berhasil membangun fondasinya, sahabat Mas’adi mampu meletakkan tiang-tiangnya, sahabat Abdul Choliq telah menyusun atapnya, sedangkan Muhammad Yanto tinggal menempatinya, sekaligus membersihkannya dari butiran debu yang terserak.

Saya harap, PAC GP Ansor Mandangin ini menjadi rumah ideologis bagi para pengurus dan anggotanya. Dan semoga nanti bisa melahirkan insan Ulul Albab sebagaimana misinya, yakni orang-orang cerdas, cerdik dan berkomitmen pada nilai-nilai kebangsaan, keislamaan dan kemanusian.

Tinggalkan Balasan