“Catatan Hitam”
Angin senja berhembus cukup kencang kali ini
Sampah berserakan
Dan sumpah – serapah didengungkan
Aku tak membencimu
Sumpah!
Tapi kau biadab
Harus kuapakan kepercayaan ini dengan perbuatanmu yang najis dan menjijikkan
Ingin sekali kutulis seluruh keresahan yang bersarang dikepala
Tentangmu dan kebijakan “tai kucingmu” itu
Tapi tak apa
Pelan – pelan saja
Akan kurangkai kata paling indah
Kuurai kalimat paling syahdu
Dan satu persatu kuracuni ketenanganmu
Aku sudah mengetahui namamu
Keluargamu dan kehidupan bajinganmu
Akan aku mulai dari sini
Diurat puisi ini
Akan menjadi saksi persengketaan antara kita
Kita lihat saja
Aku atau kau yang akan porak – poranda
Akan kukatakan sekali lagi
Bahwa ini adalah uraian pertama tentang akal sehat melawan kemunafikan
Aku dan segenap racun kekecewaan
Kau dan seluruh peraturan baru yang berpihak pada kesejahteraan perutmu sendiri
Jangan kau baca tulisan ini jika ranting – rantingmu mudah patah
Sebab puisi ini ditulis bersamaan dengan mantra para petuah yang berantakan diramu menjadi satu dan disitu ada namamu
Teruskan saja kebijakan itu
Sampai kau bertemu denganku kembali
Dimasa sepi
Alam bawah sadar
Tempat dimana hanya ada ruhmu saja, tanpa seragam kebanggaanmu itu.
Baik,
Sampai disini saja dulu perjumpaan prakata ini
Kini gelap menyelimuti isi dikepala
Dan kalimat ini semakin hancur
Bersama pedih – perih ketenanganmu yang melebur
Mas Dewa
Kraksaan, 15 Juni 2023