Apapun itu
Angin menyapu bersih kenangan – kenangan
Dan aku masih tersipu mengingat tangan lembut yang pernah singgah dalam genggaman
Aku pernah bercerita tentang kehidupanku yang tak seberapa
Dan dengan senyum, kau memaknai tiap baris cerita yang kusampaikan
Lalu aku tak banyak lagi bercerita
Sebab waktu telah tertegun melihat garis manja disenyummu
Tidak ada maksud untuk mengakhiri segenap cerita indah bersamamu
Sampai sajak percintaan purna
Dalam tiap bait – bait puisi yang kurangkai seindah mungkin
Berusaha menandingi cantik wajahmu
Yang melekat dalam sanubari
Tapi itu sia – sia
Bait puisi ini hanyalah pelipur lara
Saat kusadari
Aku hanya seorang pencerita
Yang menceritakan kembali kejadian orang lain
Seperti tersentak dari mimpi indah
Semua khayal hanya berupa serpihan kenangan yang aku tulis tentang peluk hangat dirimu dan entah dengan siapa
Sebagaimana mestinya harus kusadari
Sebenar – benarnya diri ini
Ialah malam dengan rumput ilalang yang menjulang
Berusaha bermimpi dan membawamu pulang
Apapun itu
Jarak masih tetap menjadi penghalang
Antara rindu dan kekesalan
Antara cinta dan keadaan
Antara kasih dan entah dengan sayangmu ?
Yang masih terpatri padaku
Atau pada asiknya kemegahan hidupmu
Sial
Aku tak tau ini hari apa
Yang jelas aku sangat sial
Motorku digotong pihak berwajib
Memang kesalahanku
Tapi tak seharusnya
Aku berusaha tenang
Tapi angin sangat kencang
Memporak – porandakan keadaan
Yang memberikan jalan untuk kesialan
Disepanjang perjalanan
Aku tak berhenti berfikir
Tentang asmara yang acak – acakan
Tubuh yang berhenti berdzikir
Dan ramainya keadaan
Memenuhi dada yang sesak dengan penuh harapan
Sampai pada persimpangan jalan
Aku diduduk disamping trotoar
Sembari mengeluarkan sebatang sigaret
Membakarnya dan menghembuskan kepulan asap yang tercipta dari doa seorang petani tua dan bersamanya kusematkan matra atas kejadian hari ini semoga baik – baik saja dan untukmu aku akan terus memburu sampai hilang sesal dan sesak didada
Aku dan puisi lama
Diwaktu yang fana
Udara menguap kembali keharibaannya
Menyatu dengan tangis dan air mata
Ditengah perhelatan janji – janji orang – orang yang berkepentingan
Ada suara yang sedikit tak terdengar
Ia dengan sekuat tenaga mengucapkan tentang sebuah kebenaran
Tentang kehidupan pasca kepentingan – kepentingan itu selesai
Hari ini ada janji – janji lagi yang keluar dari pertapaannya lima tahun silam :
Tentang kehidupan dan pancasila
keamanan hidup dan Kesejahteraan berbangsa, bernegara
Tidak usah berat – berat memikirkan tentang sandang pangan
Semua akan aman sentosa
Tapi, itu semua jika saya terpilih
Omong kosong itu menggema ditiap – tiap telinga kaum miskin
Yang menahan lapar sejak kemarin
Rasanya tak ada tenaga lagi untuk membantah orasi tentang nasi yang basi
Biarkan ia berkoar
Tuhan maha tau
Mana yang serius merakyat dan mana yang hanya berkelakar
Hanya itu tenaga terakhir yang dimiliki kaum bawahan
Doa dan air mata
Mas Dewa
16 Juli 2023